CNN Indonesia
Senin, 24 Mar 2025 05:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Nelayan Natuna dan Anambas Kepulauan Riau resah soal keberadaan Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Vietnam baru-baru ini di perairan mereka.
Menurut para nelayan, kapal-kapal ikan Vietnam ini diam-diam menangkap ikan di Natuna dan Anambas menggunakan alat tangkap ikan ilegal, trawl atau pukat harimau, yang tidak ramah lingkungan.
Seorang nelayan Natuna, Raden, mengatakan keberadaan kapal ikan asing ini berada di perairan Natuna sejak 6-22 Maret lalu, mengganggu area tangkapan nelayan setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raden bahkan mengatakan kapal-kapal Vietnam ini menggunakan alat tangkap nelayan yang merusak lingkungan yakni trawl.
"Di Jakarta yang disibukkan pagar laut, di Natuna laut China Selatan di pagari Kapal Ikan Vietnam," Ujar Raden kepada CNNIndonesia.com, Minggu (23/3).
Raden mengatakan kapal patroli dari Kapal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) dan Kapal Patroli dari TNI-AL, dan Bakamla tidak terlihat mengawasi perairan tempat kapal-kapal Vietnam "mencuri" ikan.
Padahal perairan Natuna termasuk Natuna Utara masih merupakan teritorial Indonesia.
Terpisah, Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Kepri, Distrawandi, mengaku sudah menerima laporan dari para nelayan Natuna dan Anambas terkait pelanggaran kapal ikan Vietnam.
"Memang kami menerima beberapa hari yang lalu informasi dari nelayan dan pengurus nelayan yang ada di Kabupaten Anambas dan Kabupaten Natuna Provinsi Kepri tentang maraknya ditemukan beberapa Kapal KIA dari Vietnam beberapa hari lalu, katanya yang beroperasi menggunakan pukat harimau atau trawl," ucap Distrawandi saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Minggu (23/3).
Dia mendorong pemerintah harus segera menangkap kapal ikan asing ini dan perhimpunannya siap menjadi mitra pemerintah untuk membantu pelaporan terkait pergerakan kapal ikan asing.
"Memang ini sudah terjadi pencurian ikan secara besar-besaran. Nah, kami juga tidak mau mendengar kalau kapal-kapal tersebut, marak lagi terjadi, ayo kita bersama-sama, biarlah kami siap menjadi mata dan telinga untuk melapor ke pemerintah, supaya segera ditangkap kapal kia tersebut," ucapnya.
(arp/rds)