Pakar: Separatisme di Papua Tak Bisa Selesai Lewat Operasi Militer

5 hours ago 6

CNN Indonesia

Kamis, 19 Jun 2025 08:48 WIB

Co-founder ISDS Dwi Sasongko menekankan pentingnya dialog dan pendekatan holistik untuk menyelesaikan konflik KKB di Papua, bukan hanya melalui operasi militer. Pasukan TNI tengah bersiaga di salah satu wilayah konflik di Papua. (Arsip Istimewa)

Jakarta, CNN Indonesia --

Co-founder Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) Dwi Sasongko menyatakan penyelesaian konflik dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua tak bisa hanya dengan operasi militer.

Sasongko menyebut butuh pendekatan di berbagai lini serta forum dialog dengan seluruh pihak terkait.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Operasi untuk merebut hati dan pikiran saudara-saudara kita di Papua tidak hanya operasi militer. Akan tetapi operasi oleh pemerintah sipil, yang menjadi otoritas terhadap operasi militer," kata Sasongko lewat pesan singkat, Rabu (18/6) malam.

Sasongko menyebut pengalaman perang insurgensi atau pemberontakan di berbagai negara menunjukkan bahwa pemerintah harus menjamin rasa aman bagi masyarakat lokal.

Ia mengandaikan bahwa 'medan perang' dalam hal ini tidaklah melulu berbentuk fisik.

"Hal ini yang tidak bisa dicapai dengan peluru, tetapi komitmen dan kerja keras," ujarnya.

Sasongko pun mendorong pemerintah segera mencari solusi permanen akan konflik di Papua saat ini. Ia meminta pemerintah mengambil tindakan efektif yang menjadi solusi permanen atas konflik tersebut.

Di sisi lain, kata Sasongko, gencatan senjata antara TNI-Polri dengan KKB atau OPM kurang tepat untuk diterapkan pada konflik di Papua hari ini.

"Konflik yang terjadi di Papua itu harus diselesaikan secara mendasar, yang namanya gencatan senjata lebih efektif diaplikasikan dalam perang konvensional. Misalnya kayak Pakistan dan India kemarin," kata dia.

"Percuma juga kita membuat solusi yang temporer seperti itu, walau mungkin bisa menunda konflik sementara. Tapi secara umum, tidak efektif," imbuhnya.

Konflik di Papua kembali memanas. Kali ini, korbannya tidak hanya anggota TNI dan KKB, melainkan juga telah merenggut nyawa warga sipil.

Satgas Operasi Damai Cartenz menyebut satu orang warga sipil tewas usai diserang KKB pimpinan Elkius Kobak.

Kepala Operasi Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani menyebut aksi serangan itu terjadi bersamaan dengan peristiwa penembakan terhadap anggota TNI dari Kodim 1715/Yahukimo, Serka Segar Mulyana.

Selain korban jiwa, penyerangan juga menimpa salah seorang warga sipil lain hingga kritis dengan dua anak panah tertancap di kepala serta luka bacok di pipi dan kepala.

(fra/mnf/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |