
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suara pelajar kembali menggema, kali ini dari siswa-siswi Kelas XI F-1 MAN Wonogiri yang sukses menggetarkan Gedung PGRI Wonogiri lewat sebuah pertunjukan drama bertajuk “Tumpul ke Atas, Tajam ke Bawah”, Kamis (19/6/2025).
Drama itu bukan sekadar tontonan biasa. Dalam rangkaian kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil’alamin (P5RA), mereka menyuarakan kritik tajam terhadap demokrasi ala One Piece, yang diangkat dengan pendekatan realitas sosial Indonesia.
“Di panggung ini suara rakyat menjadi nadi bangsa… Ini bukan pertunjukan biasa, tapi potret negara kita,” ucap Talitha, narator utama, saat membuka pertunjukan dengan lantang dan penuh semangat.
Di depan panggung, tersaji potret tajam soal korupsi elite pejabat, ketidakadilan hukum, hingga ketimpangan sosial yang membuat para penonton terdiam. Kisahnya bermula dari anggota DPRD dan Walikota yang menyalahgunakan anggaran pembangunan jalan. Bukan manfaat yang dirasakan rakyat, justru jalan cepat rusak dan memakan korban.
Klimaks terjadi saat seorang warga yang jatuh di jalan berlubang mengunggah kejadian itu hingga sampai ke Gubernur. Skandal pun terbongkar. Walikota bahkan menyuap hakim demi meringankan hukuman.
Ironi lainnya, di bagian berbeda, seorang pemuda miskin yang mencuri ketela demi menyambung hidup bersama adiknya malah diseret ke meja hijau tanpa ampun. Sebuah realitas pahit yang mengingatkan kita: hukum kadang tumpul ke atas, namun tajam ke bawah.
Sebagai penutup, para pemain menyanyikan lagu legendaris “Tikus-tikus Kantor” karya Iwan Fals, menambah kuat pesan moral yang ingin disampaikan.
Wali kelas XI F-1, Umul Muslimah, menyampaikan bahwa drama ini lahir dari keresahan anak-anak melihat fenomena yang terjadi di sekitarnya.
“Harapannya, mereka menjadi lebih peka dan bijak ketika kelak dipercaya menjadi pengambil kebijakan,” ujarnya.
Penampilan ini bukan hanya sebuah pementasan, tapi tamparan halus dari generasi muda bagi mereka yang duduk di kursi kekuasaan. Drama yang sarat kritik ini membuktikan bahwa pelajar pun bisa bersuara lantang untuk keadilan. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.