Peran Nayib Bukele dalam Kebijakan Deportasi Imigran Trump

2 days ago 13

NAMA Presiden El Salvador Nayib Bukele disebut-sebut ketika AS meningkatkan deportasi ke negara Amerika Tengah itu. El Salvador membuka lebar tangannya ketika Amerika Serikat memintanya untuk menahan para imigran yang dideportasi Presiden Donald Trump. Tidak main-main, para imigran tersebut akan dijebloskan ke dalam penjara besar yang sangat dibanggakannya, yaitu CECOT.

Trump memujinya Bukele dalam sebuah posting di Truth Social, menyebut bahwa orang-orang barbar itu (para imigran) sekarang berada di dalam pengawasan El Salvador. “Sebuah Negara yang bangga dan berdaulat, dan masa depan mereka tergantung pada Presiden B dan Pemerintahannya," kata Trump seperti dikutip Axios.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukele - yang menjuluki dirinya "diktator paling keren di dunia" - setuju untuk menampung para migran dan penjahat yang dideportasi dari AS dalam sistem penjaranya yang terkenal kejam, sehingga mengukuhkan negara ini sebagai sekutu utama pemerintahan Trump.

Kesediaan Bukele menampung “orang-orang buangan” dari AS memberi El Salvador keuntungan. Pemerintahan Trump akan membayar pemerintahan Bukele sebesar 6 juta dolar AS untuk layanan selama satu tahun.

Selain itu, Departemen Luar Negeri AS telah mengubah peringkat saran perjalanan untuk El Salvador menjadi Level 1. Peringkat ini secara efektif menempatkannya sebagai negara yang lebih aman untuk dikunjungi dibandingkan negara-negara seperti Prancis dan Inggris, yang saat ini memiliki peringkat Level 2.

Siapa Nayib Bukele?

Bukele, 43 tahun, adalah mantan wali kota San Salvador. Ia pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2019 sebagai kandidat partai ketiga dari partai GANA yang beraliran tengah-kanan. Dia mencalonkan diri dengan platform anti-korupsi dan sangat mengandalkan popularitasnya di media sosial untuk meraih kemenangan bersejarahnya pada 2019.

Berkat ketenarannya, Bukele kembali menang pemilu pada 2024 dengan 84,7 persen suara, sebuah angka yang mengukuhkan popularitasnya.

Selama menjabat, Bukele telah mengambil pendekatan tangan besi dalam memerintah. Suatu kali, ia memerintahkan polisi dan tentara bersenjata untuk memasuki gedung Dewan Legislatif sebagai bentuk intimidasi di tengah desakan agar legislasi untuk memperlengkapi mereka dengan lebih baik.

Dia merebut kekuasaan yang sangat besar di pengadilan setelah menggunakan manuver hukum untuk mengganti mantan hakim dengan hakim yang ditunjuk oleh sekutunya, Axios sebelumnya melaporkan.

Karena "popularitas Bukele yang luar biasa", reaksi publik terhadap kemerosotan norma-norma demokrasi menjadi terbatas, menurut tinjauan kelompok advokasi hak asasi manusia Washington Office on Latin America.

Tindakan Keras terhadap Geng

Popularitas Bukele muncul karena tindakan kerasnya terhadap geng-geng yang merajalela di El Salvador. Menurut Time, sejak 2022, ia memerintah di bawah kekuasaan darurat yang menangguhkan kebebasan sipil utama, termasuk proses hukum. Rezim keamanannya dapat melakukan penangkapan tanpa surat perintah, termasuk terhadap anak di bawah umur 12 tahun, dan menyeret ratusan tersangka ke pengadilan massal.

Satu dari setiap 57 warga El Salvador kini dipenjara - tiga kali lipat lebih tinggi dari AS dan tertinggi di dunia. Para sekutu Bukele telah memecat para hakim agung dan mengisi pengadilan dengan para loyalisnya, yang memungkinkannya untuk menghindari larangan konstitusional dan mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan kedua-semuanya dengan dukungan publik yang luas.

Langkah-langkah yang diambilnya menyebabkan penurunan drastis dalam kejahatan dengan kekerasan - tetapi juga memicu masalah hak asasi manusia. Para kritikus mengatakan bahwa tindakan keras tersebut mengorbankan hak-hak sipil.

Kerja Sama Bukele dan Trump dalam Imigrasi

Mahkota dari strategi anti-kejahatan El Salvador yang agresif adalah sebuah penjara besar di mana kunjungan, rekreasi, dan pendidikan tidak diizinkan. Penjara yang Bernama CECOT, Pusat Tahanan Terorisme, ini menjadi alat terbaru dalam tindakan keras Presiden AS Donald Trump terhadap imigrasi.

Pemerintahan Trump telah mengirim lebih dari 200 migran ke sana. Laporan CBS News 60 Minutes menemukan bahwa 75 persen dari 238 migran yang diterbangkan dari Texas ke CECOT tidak memiliki catatan kriminal yang jelas.

Awal tahun ini, Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengumumkan bahwa Bukele telah menawarkan diri untuk menerima para deportan dari berbagai kewarganegaraan sebagai "tindakan persahabatan yang luar biasa."

Bukele juga menawarkan untuk menampung "penjahat Amerika yang berbahaya yang ditahan di negara kami, termasuk mereka yang memiliki kewarganegaraan AS dan penduduk legal," kata Rubio.

Bulan lalu, dua pesawat membawa para imigran Venezuela yang dituduh pemerintahan Trump sebagai anggota geng ke El Salvador. Minggu, 13 April 2025, Rubio mengumumkan bahwa 10 orang lainnya yang diduga anggota MS-13 dan Tren de Aragua telah tiba di El Salvador.

Dalam tindakan keras terhadap para imigran ini, pemerintahan Trump salah mendeportasi Kilmar Armando Abrego Garcia, seorang warga negara El Salvador yang tinggal di Maryland, ke negaranya. Mahkamah Agung memutuskan bahwa pemerintah AS harus mengambil langkah-langkah untuk memfasilitasi kepulangannya, namun perintah itu tidak dilaksanakan.

Awal bulan ini, Bukele menanggapi sebuah unggahan tentang hakim pengadilan distrik yang memerintahkan pemerintah untuk mengembalikan Abrego Garcia dengan sebuah gambar gif kelinci kartun yang sedang kebingungan.

Apa itu CECOT?

Bukele memerintahkan pembangunan penjara besar ini ketika ia memulai kampanyenya melawan geng-geng El Salvador pada Maret 2022. Penjara ini dibuka setahun kemudian di kota Tecoluca, sekitar 72 kilometer (45 mil) sebelah timur ibu kota.

Dilansir NPR, fasilitas ini memiliki delapan paviliun yang luas dan dapat menampung hingga 40.000 narapidana. Setiap sel dapat memuat 65 hingga 70 tahanan.

Tahanan CECOT tidak menerima kunjungan dan tidak pernah diizinkan ke luar ruangan. Penjara tidak menawarkan lokakarya atau program pendidikan untuk mempersiapkan mereka kembali ke masyarakat setelah masa hukuman.

Menteri Kehakiman Bukele mengatakan bahwa mereka yang ditahan di CECOT tidak akan pernah kembali ke masyarakat. Ruang makan, ruang istirahat, gym, dan permainan papan di penjara ini diperuntukkan bagi para penjaga.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |