Perayaan Festival Holi di India, Sejarah dan Makna Pelaksanaanya bagi Umat Hindu

6 hours ago 11

TEMPO.CO, Jakarta - Holi adalah festival Hindu yang dirayakan secara meriah dan penuh warna oleh negara India dan berbagai negara lain disekitarnya. Festival ini selalu digelar dengan kegembiraan, kebahagiaan, dan merupakan acara yang ditunggu-tunggu untuk dirayakan. Tahun ini, Holika Dahan atau disebut Choti Holi dilaksanakan pada Kamis, 13 Maret, sedangkan Holi menyusul keesokannya pada Jumat, 14 Maret.

Festival Warna-warni atau Holi merupakan kegiatan yang identik dengan berbagai warna. Perayaan dimulai dengan Holika Dahan pada malam sebelum Holi, di mana orang-orang akan menyalakan api unggun sebagai simbol menangnya kebaikan dari kejahatan. Saat hari puncak, yang dikenal dengan Rangwali Holi, orang-orang berkumpul untuk bermain dengan saling mengolesi gulal (bubuk warna) dan dilakukan secara gembira menggunakan macam-macam warna cerah, balon air, hingga pistol air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, kudapan manis tradisional seperti gujiya, malpua, dan thandai dihidangkan, selagi musik, tarian, serta perayaan memenuhi udara. Saat Holi berlangsung, banyak orang mengunjungi teman dan keluarga, saling bertukar manisan serta mengucapkan selamat. 

Di beberapa daerah, tradisi unik dilakukan untuk menambah kekayaan budaya tersebut, seperti Barsane ki Holi atau Lathmar Holi di Nandgaon dan Vrindavan. Perayaan ini melibatkan para perempuan yang dengan ceria memukul laki-laki menggunakan tongkat, meniru interaksi jenakan antara Radha dan Krishna. Di Punjab, masyarakat memainkan Hola Mohalla, di mana laki-laki maupun perempuan menunggangi kuda serta bermain dengan atau tanpa warna.

Sejarah Festival Holi

Holi dirayakan meriah sebagai lambang kemenangan kebaikan atas kejahatan serta cinta kasih antara Dewa Krisna dan Radha. Festival ini juga pertanda akan datangnya musim semi dan berakhirnya musim dingin, sehingga menjadikannya acara panen yang penting. Melansir Hindustan Times, menurut mitologi Hindu, acara mengoles berbagai warna diawali saat Dewa Krishna khawatir apakah Radha akan menerimanya meskipun ia berkulit gelap. 

Saat ia bercerita tentang rasa cemas itu kepada ibunya, Yashoda dengan bercanda menyarankan Krisna agar mewarnai wajah Radha menggunakan gulal untuk menghapus perbedaan keduanya. Dirinya pun mengikuti saran sang ibu, dan tindakan tersebut disebut-sebut menjadi inspirasi di balik Holi yang penuh warna.

Cerita populer lainnya berkisah pada Raja Hiranyakashipu, putranya Prahlad, beserta saudara perempuannya Holika. Konon, raja diberkati anugerah yang membuatnya hampir tidak terkalahkan, kemudian, ia meminta disembah. Namun, sang putra menolak dan tetap menjadi umat setia Dewa Wisnu. Murka, Hiranyakashipu memerintahkan Holika untuk duduk bersama Prahlad di tumpukan kayu bakar yang menyala.

Diketahui, Holika mengenakan kain yang melindunginya dari api, tetapi secara ajaib kain itu berpindah ke Prahlada, sehingga ia selamat sementara Holika tewas terbakar. Peristiwa ini menjadi simbol kemenangan kebaikan atas kejahatan dan diperingati melalui ritual Holika Dahan, yang berlangsung pada malam sebelum perayaan Holi.

Makna Perayaan Holi                                            

Festival Warna-warni mempunyai makna terhadap budaya dan mitologi Hindu, menjadi simbol menangnya kebaikan dari kejahatan, seperti digambarkan dalam legenda Prahlad dan Holika. Acara ini juga menjadi perwujudan cinta suci Radha dan Krishna dalam permainan warna.

Bukan sekadar festival untuk bersenang-senang, Holi mendobrak batasan sosial, menyatukan orang-orang tanpa memandang kasta, kepercayaan, atau status. Kegiatan tersebut berupaya untuk memberikan kegembiraan, menambah kebersamaan, serta momen saling memaafkan, menjadikannya waktu untuk memulai hal baru dan mempererat hubungan.

NIA NUR FADILLAH | HINDUSTAN TIMES | TIMES OF INDIA

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |