Pesona Bawah Laut Pulau Poto Terancam PSN

10 hours ago 10

TEMPO.CO, Batam - Forum Pelaku Pariwisata di Kawasan Pantai Timur Pulau Bintan resah kawasan Pulau Poto, Desa Kelong, Kecamatan Bintan Pesisir, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau akan dibangun kawasan industri. Apalagi pembangunan di pulau kecil ini masuk dalam stataus Proyek Strategis Nasional (PSN) Presiden Prabowo Subianto, PSN tersebut bernama PT Galang Batang Kawasan Ekonomi Khusus (GBKEK) Industri Park.

Seperti PSN kebanyakan, baik itu pelaku pariwisata dan masyarakat setempat mengaku tidak dilibatkan dalam rencana pembangunan tersebut, termasuk dalam pembicaraan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang sudah masuk tahap kedua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Pulau Poto juga pernah viral di media sosial, pertengahan 2023 lalu. Video singkat menunjukkan adanya bendera berwarna merah, kuning, dan hitam, serta bertulis aksara China. Spekulasi yang beredar kala itu dan sebelumnya dibantah BPN Bintan, bahwa Pulau Poto masih milik dua perusahaan, yaitu PT Hansa Mega Perkasa (HMP) dan PT Mempadi Manggala Jaya (MMJ), serta sebagian lahan dimiliki oleh warga.

Ekspedisi Laut Pulau Poto

Merespon ancaman itu, pelaku pariwisata melakukan ekspedisi bawah laut Pulau Poto. Tempo ikut serta dalam ekspedisi yang beralngsung hari Minggu, 27 April 2025 lalu. Tidak hanya melakukan pemeriksaan kondisi ekosistem bawah laut Pulau Poto, ekspedisi juga mendatangi rumah-rumah warga terdampak.

Pulau Poto merupakan satu dari puluhan pulau yang terdapat di sekitar pesisir Pulau Bintan. Tepatnya berada di sebelah barat Pulau Bintan. Di sekitar Pulau Poto juga terdapat pulau-pulau kecil, seperti Pulau Pangkil, Pulau Cempedak, Pulau Kelong, dan puluhan pulau lainnya. Akses menuju Pulau Poto bisa ditempuh melalui Pelabuhan Nikoi. Butuh waktu 30 menit menggunakan speedboat high-speed craft (HSC) dari pelabuhan Nikoi.

Tempo berangkat dengan kapal HSC milik salah seorang pelaku pariwisata. Ekspedisi tidak hanya dilakukan pelaku pariwisata, juga terdapat beberapa ahli coral surveyor, dive instructor, dive master, hingga marine biologist yaitu Amandine Vuylsteke.

Amandine mengatakan bergabung dalam ekspedisi Pulau Poto tersebut karena ekosistem bawah laut Pulau Poto sangat indah. "Saya ingin menunjukkan kepada publik dan ingin menjadi bagian dari ekspedisi yang menyaksikan serta melakukan konservasi di area ini. Ini merupakan satu langkah konservasi untuk terumbu karang, hutan mangrove, serta flora dan fauna yang hidup di sini," katanya sebelum melakukan penyelaman.

Salah seorang pelaku pariwisata Agung Praseto mengatakan, ekspedisi dilakukan karena ingin menegaskan bahwa laut Pulau Poto sangat indah dan perlu di jaga. Serta sebagai data pembanding soal kondisi laut di Pulau Poto dengan Amdal yang sudah dibuat perusahaan.

Salah seorang penyelam profesional menunjukan karang berukuran besar di bawah dasar laut Pulau Poto, Bintan. Dok. Tim Forum Pelaku Pariwisata di Kawasan Pantai Timur Pulau Bintan (PPDKPTPB)

"Jika Pulau Poto dibangun industri atas nama PSN, tentu biota-biota indah di laut ini akan segera hilang. Makanya kami mau memastikan bahwa laut di Pulau Poto menyimpan kekayaan flora dan fauna yang perlu dijaga," kata Agung disela-sela ekspedisi.

Proses pemeriksaan karang berlangsung di beberapa titik sebelah barat Pulau Poto. Agung bersama perwakilan pelaku pariwisata lainnya juga menunjukkan master plan pembangunan industri PSN KEK Galang Batang atau yang biasa disebut PT GBKEK. Di lokasi pemeriksaan karang tersebut bersinggungan langsung dengan rencana pembangunan pelabuhan PT GBKEK Industri Park.

Penyelaman yang berlangsung dari pukul 09.00 WIB pagi tersebut berlangsung hingga pukul 16.00 WIB. "Total ekspedisi penyelaman ini berlangsung dua hari, 27 dan 30 April 2025," kata Agung.

Potensi Pariwisata Bawah Laut Pulau Poto

Setelah beberapa hari dilakukan penyelaman, Agung bersama perwakilan pelaku pariwisata lainnya membagikan penampakan kondisi bawah laut di sekitar Pulau Poto yang berpotensi menjadi kawasan pariwisata.

Tim ekspedisi ini menemukan ada biota hamparan lamun yang sehat hingga karang yang bagus dan indah-indah. "Masih ada ekosistem terumbu karang terjaga yang layak untuk menjadi destinasi wisata selam, diantaranya fauna dilindungi yaitu jenis penyu sisik (Eretmochelys imbricata), ikan Nemo dan ikan-ikan karang lainnya," kata Agung menjelaskan hasil temuan ekspedisinya, Rabu, 14 Mei 2025.

Ekspedisi selam mencatat 3.768 ikan yang menjadi target pengamatan (ditemukan 10 suku) tergolong dalam 41 jenis ikan yang terdiri dari ikan koralivoral, ikan herbivor, dan ikan karnivor.

Agung menjelaskan hal menarik dari temuan tersebut bahwa terdapat perbedaan data yang disajikan di dalam kajian dokumen Amdal PT GBKEK Industri Park dengan kondisi real di lapangan. "Dalam dokumen Amdal GBKEK disebut tutupan lamun miskin dan kondisi karang rusak, hal itu berbanding terbalik dengan yang kami temukan," kata Agung.

Agung mengaku heran kenapa di Amdal tidak jelaskan sesuai kondisi sebenarnya di lapangan."Oleh karena itu, kami meminta untuk dilakukan survei bersama untuk membuktikan kealamiahan dan keindahan bawah laut di sekitar Pulau Poto oleh PT GBKEK," katanya.

Selain itu, dalam dokumen Amdal PSN tersebut, Agung bersama tim ekspedisi menemukan konsultan dokumen Amdal menggunakan data sekunder untuk jenis ikan, yaitu informasi biota akuatik yang ditemukan di sekitar perairan pesisir Pulau Poto menggunakan penelitian Lubis et al tahun 2021. "Bagaimana mungkin untuk penyusunan Amdal terhadap proyek sebesar ini menggunakan data sekunder?" tanya Agung.

Kalau Pulau Poto menjadi kawasan industri tentu akan merusak lingkungan sekitar. Menurut Agung, padahal ekosistem keanekaragaman bawah laut dan darat serta kealamian dan keindahan alam, merupakan nilai jual dunia pariwisata para pelaku pariwisata pantai Timur Pulau Bintan. Meskipun dia setuju dengan investasi berkelanjutan yang membawa kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Namun jika investasi dilakukan dengan mengorbankan investasi lainnya, Agung tegaskan menolak. "Kepada Presiden Prabowo, kami minta PSN Pulau Poto ini dievaluasi," katanya.

Tempo mencoba melakukan konfirmasi kepada Managemen PT GBKEK Santoni. Baik pesan singkat maupun telpon, hingga berita ini diturunkan belum ada jawaab dari perusahan tersebut.

Nelayan pesisir di sekitar Pulau Poto sedang melaut, Jumat 16 Mei 2025. TEMPO/Yogi Eka Sahputra

KEK Galang Batang 

Dalam situs Kek.go.id dijelaskan KEK Galang Batang akan dikembangkan sebagai sentra industri pengolahan mineral hasil tambang (bauksit) dan produk turunannya baik dari refinery maupun dari proses smelter. Diperkirakan KEK Galang Batang akan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 23.200 orang, tersebar untuk industri pengolahan refinery sebesar 350 orang, industri pengolahan smelter sebesar 260 orang dan jasa dermaga serta pelabuhan yang berpotensi menciptakan kegiatan ikutan (multiplier effect) di kawasan tersebut. Adapun nilai investasi pembangunan KEK Galang Batang adalah sebesar Rp 36,25 Triliun hingga tahun 2027.

Sementara itu terkait PSN Pulau Poto, sempat menjadi lokasi peninjauan oleh BPKP Kepulauan Riau, akhir 2024 lalu. Dikutip dari halaman resmi BPKP.go.id tak hanya Pulau Poto, PSN pengembangan Kawasan Industri Toapaya juga menyasar Kampung Masiran. 

Disebutkan penetapan Pulau Poto sebagai kawasan PSN melalui aturan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2024. Dalam rencana jangka panjang, pengembangan kawasan ini terintegrasi dengan perluasan KEK Galang Batang, yang diproyeksikan rampung pada tahun 2034. Total luas wilayah pengembangan mencapai 2.653 hektare dengan fokus pada sektor-sektor unggulan di masing-masing area. 

Di Toapaya, pengembangan diarahkan untuk industri daur ulang, serta industri senjata dan amunisi. Sementara itu, Kampung Masiran dirancang menjadi area hunian strategis yang dilengkapi dengan pelabuhan sebagai penunjang konektivitas. Adapun Pulau Poto di Bintan, diproyeksikan sebagai pusat aneka industri seperti industri minyak (refinery), pembuatan baja, ferrosilicon, serta logistik.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |