Polisi Jerman Sebut Pelaku Penusukan Massal di Hamburg Punya Penyakit Mental

7 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wanita Jerman, yang dituduh melakukan penusukan massal dan melukai 18 orang di sebuah stasiun kereta di Hamburg, menderita penyakit mental, kata polisi pada Sabtu.

Tersangka, seorang wanita berusia 39 tahun, dituduh melakukan penusukan massal pada Jumat malam di stasiun utama di Hamburg, yang menggemparkan kota utara itu di tengah jam sibuk malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wanita itu memiliki "indikasi yang sangat jelas tentang penyakit psikologis," kata polisi dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang kondisinya seperti dilansir Arab News.

Mereka menambahkan tidak ada tanda-tanda dia berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol pada saat serangan itu. Insiden ini menyebabkan empat korban terluka parah.

Wanita itu ditundukkan oleh dua orang yang lewat dan petugas penegak hukum, kemudian ditahan di tempat kejadian tanpa melawan penangkapan, kata polisi.

Dia dhadir di hadapan hakim pada Sabtu malam.

Polisi mengatakan mereka telah mengesampingkan "motif politik" atas serangan itu dan yakin tersangka bertindak sendiri.

Usia korban berkisar antara 19 hingga 85 tahun.

Keempat korban yang dalam kondisi serius adalah seorang pria berusia 24 tahun dan tiga wanita, berusia 24, 52, dan 85 tahun, kata polisi.

Petugas darurat awalnya mengatakan luka mereka mengancam jiwa, tetapi polisi mengatakan semua korban sekarang tampaknya sudah tidak dalam bahaya.

Serangan itu terjadi tepat setelah Jumat pukul 18.00 di salah satu peron di depan kereta yang sedang berhenti, media Jerman melaporkan.

Tersangka diduga telah "melawan penumpang" di stasiun, kata juru bicara direktorat polisi federal Hanover, yang juga mencakup Hamburg.

Beberapa korban dirawat di dalam kereta yang menunggu di stasiun, harian Jerman Bild melaporkan.

Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan akses ke peron di salah satu ujung stasiun diblokir oleh polisi dan orang-orang diangkut ke ambulans yang menunggu.

Polisi forensik juga terlihat berjalan naik turun di peron tempat serangan itu terjadi.

Kanselir Jerman Friedrich Merz mengungkapkan keterkejutannya dalam panggilan telepon dengan wali kota Hamburg.

"Pikiran saya bersama para korban dan keluarga mereka," kata Merz, menurut pernyataan dari seorang juru bicara.

Jerman telah diguncang dalam beberapa bulan terakhir oleh serangkaian serangan kekerasan dengan motivasi yang sering kali beraliran jihadis atau ekstremis sayap kanan yang telah menempatkan keamanan di urutan teratas agenda.

Yang terbaru, pada Ahad 25 Mei 2025, empat orang terluka dalam penusukan di sebuah bar di Kota Bielefeld.

Penyelidikan atas serangan itu telah diserahkan kepada jaksa federal setelah tersangka Suriah memberi tahu petugas polisi yang menangkapnya bahwa ia memiliki keyakinan jihad.

Pertanyaan tentang keamanan — dan asal imigran dari beberapa penyerang — menjadi topik utama selama kampanye pemilihan umum Jerman baru-baru ini.

Partai konservatif CDU/CSU pimpinan Merz menduduki puncak pemungutan suara pada Februari, yang juga mencatat rekor perolehan suara lebih dari 20 persen untuk partai sayap kanan anti-imigrasi Alternative for Germany (AfD).

Tahun lalu, Jerman memperketat undang-undang tentang membawa pisau, yang kini dilarang di tempat umum dan di kereta jarak jauh. Pisau juga dilarang di beberapa zona tertentu di beberapa kota, termasuk di stasiun kereta Hamburg.

Namun, para ahli dan serikat polisi sebelumnya mempertanyakan apakah larangan tersebut efektif.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |