TEMPO.CO, Solo - Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, menggelar upacara Tingalan Jumenengan Dalem memperingati tiga tahun bertakhtanya Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng (SIJ) Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAΑ) Mangkunegara X, Jumat, 7 Februari 2025. Rangkaian upacara yang dihelat di Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran itu berlangsung khidmat.
Pantauan Tempo, sejumlah tokoh dan tamu undangan turut menghadiri upacara tersebut, di antaranya Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Wamen Diktisaintek) Stella Christie, politikus sekaligus pengusaha Triawan Munaf, Sherina Munaf, fotografer Darwis Triadi, Anggota DPR RI Ahmad Dhani bersama istrinya, Mulan Jameela, Wakil Ketua MPR RI Bambang Wuryanto, dan Menteri Pekerjaan Umum Doddy Hanggodo. Tampak hadir pula Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Wali Kota Solo Terpilih Respati Ardi, dan Wakil Wali Kota Solo Terpilih Astrid Widayani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prosesi Tingalan Jumenengan Dalem Kaping 3 yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB itu diawali dengan wilujengan di Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran. Mangkunegara X menempati singgasana di Dalem Paringgitan. Upacara dilanjutkan dengan suguhan tari bedaya Anglir Mendung oleh tujuh perempuan. Tarian tersaji dengan durasi sekitar 45 menit.
Sejumlah penari membawakan Tarian Bedaya Anglir Mendung saat rangkaian acara Tingalan Jumenengam Dalem Kaping 3 dalam rangka tiga tahun bertahtanya KGPAA Mangkunegara X di Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Jumat, 7 Februari 2025. TEMPO/Septhia Ryanthie
Mangkunegara X saat menyampaikan sabda dalem mengucapkan terima kasih atas segala kepercayaan dan dukungan yang telah menyertai perjalanan Mangkunegaran di bawah kepemimpinannya selama tiga tahun ini.
"Pelajaran yang penuh tantangan, proses kebahagiaan dalam mempertemukan kita, rasa syukur manusia selalu mencari cara untuk memahami dunia melalui logika dan juga rasa," ungkap Mangkunegara X di hadapan segenap hadirin.
"Logika membawa kita pada pemahaman yang rasional dan kemajuan ilmu pengetahuan sementara rasa memberi makna membentuk identitas serta nilai dalam kebudayaan. Tanpa logika kita kehilangan arah dan tanpa rasa kita juga kehilangan makna," tutur dia.
Masa Depan Kebudayaan
Mangkunegara X mengatakan masa depan dari kebudayaan kita tergantung dari perpaduan rasa dan pemikiran yang kontekstual untuk menciptakan suatu komunitas yang maju secara kontekstual sekaligus kaya akan nilai kemanusiaan. Keseimbangan antara warisan budaya dan inovasi masa depan, lanjutnya, menciptakan suatu keselarasan yang menjadi suatu pondasi manusia agar terus harmonis dan berkelanjutan.
"Bersama kita membangun peradaban yang lebih bermakna bagi generasi mendatang dan kita percaya dengan melestarikan masa lalu kita memperkuat masa kini untuk membangun masa depan," ujar dia.
Ketua Pelaksana Tingalan Jumenengan Dalem Kaping 3, Gusti Raden Ajeng (GRAj) Ancillasura Marina Sudjiwo mengemukakan Tingalan Jumenengan menjadi bentuk syukur atas telah berjalannya kepemimpinan Mangkunegara secara baik.
"Juga menjadi penanda tahun kepemimpinan KGPAA Mangkunegara X yang baru dengan harapan menjadi semakin baik dan lebih memberikan manfaat bagi masyarakat luas," tutur Gusti Sura, sapaan karibnya, dalam keterangannya kepada wartawan.
Di tahun JE 1958 dalam penanggalan Jawa, Mangkunegaran menetapkan sengkalan atau kronogram "Dwipaka Yaksa Wiwaraning Jagad" sebagai penanda tahun. Sengkalan "Dwipaka Yaksa Wiwaraning Jagad" memiliki makna mendalam, yaitu "Gajah Agung, Penjaga Gerbang Dunia".
Frasa itu menggambarkan peran gajah sebagai penjaga dan pelindung, yang selaras dengan figur Malekat Lindhu dalam tradisi Mangkunegaran. Sebagai simbol penolak bala dan pengusir rintangan, Malekat Lindhu tidak hanya merepresentasikan upaya Mangkunegaran untuk melindungi dan memelihara harmoni, tetapi juga mencerminkan keberanian dan kebijaksanaan dalam membuka jalan menuju masa depan, sesuai dengan visi "Culture Future."
Culture Future merupakan visi yang dibawa oleh Mangkunegara X untuk melakukan pengembangan nilai-nilai budaya berdasarkan catatan sejarah yang disesuaikan dengan kehidupan hari ini melalui penggalian akar budaya, pendekatan revitalisasi, pengelolaan, dan perawatan warisan budaya di Mangkunegaran, dengan tujuan agar dapat dihidupi oleh masyarakat luas dan memberikan manfaat yang signifikan di masa depan.
Mangkunegaran Night Market
Dalam kesempatan itu, Puro Mangkunegaran juga meluncurkan edisi pertama Mangkunegaran Night Market secara khusus yang digelar pada 7-8 Februari 2025, pukul 15.00 22.00 WIB. Mangkunegaran Night Market menghadirkan berbagai stan kuliner, fesyen, cendera mata, dan aktivitas dari berbagai komunitas di Kota Solo.
"Keterlibatan komunitas-komunitas lokal di Kota Surakarta merupakan bentuk kolaborasi Mangkunegaran dalam merawat warisan budaya di hari ini," katanya.
Ia menilai Tingalan Jumenengan Dalem Kaping 3 Mangkunegara X menjadi gerbang Mangkunegaran untuk membuka kesempatan kolaborasi bersama komunitas-komunitas lokal dalam melestarikan dan mengembankan kebudayaan.