Respons Istana soal Warganet Pertanyakan Maksud Pertemuan Prabowo dan Pemred Media

2 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menilai masyarakat berpikir negatif melihat pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan para pemimpin redaksi beberapa waktu lalu. Menurut Hasan, pertemuan antara kedua pihak itu tidak perlu dipertanyakan karena memiliki niat baik. 

"Tidak diundang salah. Diundang salah. Maksudnya gimana?Kenapa dipertanyakan? Masa diundang dipertanyakan?," kata Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasan juga membantah pertemuan tersebut ada hubungannya dengan demonstrasi Indonesia Gelap beberapa waktu lalu. "(Pertemuan pasca demonstrasi?) Itu soal timing saja. Terlalu banyak pikiran aneh," kata dia. 

Pesiden Prabowo Subianto sebelumnya bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi dan jurnalis senior dari berbagai media di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu, 22 Februari 2025. Pertemuan itu diawali dengan makan siang bersama, kemudian dilanjutkan dengan diskusi selama enam jam.

Setelah hampir 20 bulan sejak pertemuan terakhir kita pada 18 Juni 2023, akhirnya hari ini kami kembali bertemu dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan selama enam jam,” tulis Prabowo dalam unggahan foto di media sosial X dan Instagram-nya, Sabtu.

Dalam foto yang diunggah, terlihat pemimpin redaksi berbagai media, seperti pendiri Narasi Najwa Shihab, Pemred SCTV Retno Pinasti, Pemred Detik.com Alfito Deannova Ginting, Pemred IDN Times Uni Zulfiani Lubis, Pemred Katadata Yura Syahrul, Presiden Direktur Nusantara TV Don Bosco Selamun, Direktur Pemberitaan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara Irfan Junaedi dan sejumlah pemred lainnya. 

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo mengaku berdiskusi dan bertukar pandangan mengenai berbagai isu serta kebijakan strategis. Ia mengatakan media memegang peran penting sebagai ujung tombak penyampaian informasi yang utuh dan terpercaya kepada masyarakat. Pertemuan Prabowo dengan pemred media ditutup dengan makan malam bersama serta diakhiri dengan bercengkrama di meja makan dan foto bersama.

Pertemuan itu terjadi sehari setelah sejumlah elemen masyarakat menggelar demonstrasi terhadap pemerintahan Prabowo Subianto. Demonstrasi yang digelar dengan tema Indonesia Gelap itu merupakan demonstrasi terbesar sejak Prabowo dilantik pada 20 Oktober lalu. 

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama Koalisi Masyarakat Sipil turun ke jalan merespons aberagam kebijakan Prabowo yang dinilai kontroversial, menciptakan ketidakstabilan ekonomi, serta merugikan masyarakat kecil.

Demonstrasi yang digelar berdekatan dengan 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran ini menandakan ketidakpuasan yang semakin meningkat terhadap jalannya pemerintahan. Misalnya, program Makan Bergizi Gratis dan bantuan sosial pangan. Meskipun mendapat apresiasi dari sebagian masyarakat, program ini juga memunculkan banyak masalah, mulai dari pembengkakan anggaran, dugaan korupsi, hingga insiden keracunan siswa di Solo akibat konsumsi makanan dari program tersebut.

Selain itu, kebijakan mendadak seperti pembatalan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta pemangkasan anggaran kementerian dan lembaga melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 justru memperburuk situasi.

Sejumlah netizen pun mempertanyakan maksud Prabowo mengundang pemimpin redaksi media. "Oh, ini alasan kenapa aksi massa #IndonesiaGelap dinarasikan negatif?" kata akun @h********a dikutip pada Senin, 24 Februari 2025. 

Netizen pun berharap, pertemuan itu tidak membuat media takluk dan tetap bersikap kritis. "Kami harap Para Awak Media tetap berpikir kritis terhdp jalannya pemerintahan @prabowo," kata  @r****t.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |