Riwayat Penyakit Paus Fransiskus: Infeksi Pernapasan hingga Pneumonia Bilateral

4 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus hingga Minggu, 23 Februari 2025, masih berjuang mengatasi penyakit pneumonia ganda atau pneumonia bilateral. Itu adalah hari kedua Paus dalam kondisi kritis.

Vatikan dalam keterangan menjelaskan sekarang ini fungsi ginjal Paus Fransiskus mulai berkurang. Sehari sebelumnya, Paus mendapatkan dua kantong transfusi darah setelah mengalami krisis pernapasan seperti asma. Perkembangan kondisi kesehatan Paus masih dipantau. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kondisi Sri Paus masih kritis. Namun, sejak semalam sudah tidak lagi mengalami krisis pernapasan lanjutan,” demikian keterangan Vatikan melalui unggahan di akun resmi X, Ahad.    

Vatikan juga menjelaskan transfusi darah pada hari Minggu telah memberikan hasil, di mana level hemoglobin Paus Fransiskus naik. Hemoglobin berfungsi membawa oksigen masuk dalam tubuh.   

“Gambaran klinis kondisi kesehatan Paus, kompleks. Saat ini, penting untuk menunggu hasil terapi farmakologis yang memperlihatkan sejumlah efek samping yang ditimbulkan. Penting juga menjaga prognosis.” 

Sementara dikutip dari laporan The Times of India, Paus Fransiskus telah mengalami berbagai masalah kesehatan sejak muda. Pada tahun 1957, Paus yang berusia awal 20-an mengalami infeksi pernapasan yang cukup serius saat masih berada di Argentina. Akibat kondisi tersebut, ia harus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya. Sejak saat itu, ia menjadi lebih rentan terhadap penyakit pernapasan.

Pada akhir 2020, ia mengalami skiatika, kondisi yang menyebabkan nyeri hebat akibat saraf skiatik yang terjepit. Laporan mengenai kesulitannya untuk berdiri juga sempat mencuat. Kondisi ini berlangsung hingga awal 2021, di mana ia beberapa kali absen dari acara resmi karena rasa sakit yang tak kunjung mereda.

Pada Juli 2021, ia kembali menjalani operasi akibat stenosis divertikular, kondisi yang menyebabkan penyempitan usus besar. Dalam prosedur tersebut, sebanyak 13 inci usus besarnya diangkat, dan ia harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Universitas Gemelli selama 10 hari.

Selama tahun 2022, Paus Fransiskus mengalami nyeri lutut yang mengganggu mobilitasnya, sehingga ia harus menggunakan alat bantu jalan dan kursi roda. Beberapa jadwal kegiatannya pun dibatalkan. 

Memasuki tahun 2023, ia kembali dirawat di rumah sakit karena bronkitis, yang kemudian diikuti dengan operasi perut akibat hernia insisional. Operasi ini melibatkan prosedur laparotomi serta perbaikan dinding perut, dan ia harus menjalani perawatan intensif selama sembilan hari di rumah sakit. Pada akhir tahun itu, ia mengalami gejala flu dan menjalani CT scan paru-paru untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pada awal Desember 2024, Paus Fransiskus mengalami insiden jatuh dan membenturkan dagunya ke meja, menyebabkan hematoma besar di bagian bawah dagunya. Kini, pada tahun 2025, ia tengah berjuang melawan pneumonia bilateral dan infeksi polimikroba yang membuat kondisinya tetap kompleks. Meskipun laporan terbaru menyebutkan adanya sedikit perbaikan, muncul kabar bahwa persiapan untuk kemungkinan pemakamannya telah dimulai. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |