Roketnya Jatuh dan Meledak, Isar Aerospace Klaim Peluncuran Pertama Sukses Besar

1 day ago 18

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya peluncuran pertama roket orbital milik Isar Aerospace, perusahaan antariksa asal Jerman, berujung dengan Spectrum--nama roketnya--berbalik arah dan jatuh lagi sekitar 30 detik setelah lepas landas. Meski begitu Isar Aerospace tetap menganggap upaya peluncuran pertama yang dilakukan pada Minggu pagi, 30 Maret 2025, tersebut sukses besar.

Roket Spectrum lepas landas dari Pangkalan Antariksa Andøya di Norwegia sebelah utara pada pukul 6:30 ET atau 17.30 WIB. Pagi itu peluncuran dilakukan setelah kondisi cuaca membuatnya tertunda lebih dari sepekan dari jadwal sebelumnya. Isar Aerospace memiliki jendela periode peluncuran 20-31 Maret dari regulator Norwegia pada 17 Maret lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Minggu pagi itu, roket meluncur mulus dari landasannya di antara cuaca yang cerah. Namun, roket mulai tampak goyah dan kehilangan kendali sekitar 25 detik setelah lepas landas. Saat itu baru saja penyiar webcast peluncuran mengatakan roket akan melakukan manuver pitchover, yang dirancang untuk memungkinkan roket memperoleh kecepatan horizontal serta ketinggian.

Dalam waktu lima detik, wahana itu berbalik arah sepenuhnya, kehilangan daya dorong, dan mulai jatuh. Sementara siaran web terputus dari roket, ledakan dapat terdengar di siaran sekitar 10 detik kemudian. Video menunjukkan roket jatuh di laut dekat lokasi peluncurannya disusul ledakan.

Isar Aerospace kemudian mengumumkan bahwa penerbangan berakhir, dan mengklaim kendaraan peluncuran atau roket jatuh ke laut dengan cara yang terkontrol. “Penerbangan uji pertama ini memenuhi semua harapan kami, mencapai kesuksesan besar,” kata Daniel Metzler, CEO dan salah satu pendiri Isar Aerospace, dikutip dari Space

Metzler menyanjung lepas lendas yang bersih dan keberhasilan penerbangan selama 30 detik. "Bahkan sempat memvalidasi sistem penghentian penerbangan kami," katanya sambil menambahkan, "Kami menunjukkan tidak hanya dapat merancang dan membangun tetapi juga meluncurkan roket.”

Kegagalan peluncuran pertama roket Spectrum terjadi tepat setelah Badan Antariksa Eropa (ESA) memulai kompetisi untuk mendukung kendaraan antariksa di Eropa. ESA mengumumkan European Launcher Challenge pada 24 Maret lalu untuk menjaring proposal dari perusahaan-perusahaan Eropa yang menawarkan layanan peluncuran atau untuk meningkatkan roket.

“Berhasil lepas landas, dan banyak data telah diperoleh. Saya yakin @isaraerospace akan belajar banyak,” kata Josef Aschbacher, Direktur jenderal ESA, dalam unggahan di media sosial setelah kegagalan peluncuran Spectrum. “Peluncuran roket itu sulit. Jangan pernah menyerah, terus maju dengan lebih banyak energi!” kata Ashbacher lagi. 

Roket Spectrum milik Isar Aerospace. isaraerospace.com

Isar merintis peluncuran roket orbital pertama dari benua Eropa. Spectrum Rocket dirancang untuk membawa satelit kecil dan menengah ke orbit. Industri roket orbital saat ini didominasi oleh SpaceX milik Elon Musk dengan roketnya, Falcon 9,  yang telah diluncurkan lebih dari 400 kali selama 15 tahun terakhir. Perusahaan Prancis Arianespace juga dalam bisnis meluncurkan satelit meskipun berbasis pangkalan di Guyana Prancis, Amerika Selatan.

Negara -negara Eropa berjuang di bidang industri ruang angkasa komersial, dengan beberapa opsi untuk kendaraan peluncuran. Setelah memutuskan hubungan dengan Rusia karena invasinya ke Ukraina dan kemudian kehilangan akses ke roket Soyuz, pasar Eropa dengan cemas menunggu debut Ariase Ariane 6 sebagai roket generasi berikutnya di Eropa.

Ariane 6 menderita banyak penundaan sebelum akhirnya diluncurkan pada penerbangan perdananya pada Juni 2024. Adapun peluncuran komersial pertama dilakukan pada awal bulan ini yang menempatkan satelit pengawasan resolusi tinggi ke orbit.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |