TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat sepak bola tanah air Mohamad Kusnaeni mengatakan pelatih timnas Indonesia Patrick Kluivert berkemungkinan menerapkan formasi 4-3-3 sebagaimana budaya sepak bola Belanda. Hal itu merujuk pada daftar sementara 27 pemain yang diumumkan menjelang laga lawan Australia dan Bahrain dalam lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2025 zona Asia Grup C pada Maret ini.
Kusnaeni menilai Kluivert tak melakukan perubahan drastis dan enggan mengambil risiko, jika melihat daftar 27 pemain yang nyaris tak ada perubahan dibandingkan saat skuad Garuda diasuh Shin Tae-yong. Dari daftar pemain pilihan Kluivert, nama Septian Bagaskara sebagai penyerang yang menjadi pemain baru.
“Saya pikir ini realistis, dia juga menyadari bahwa tantangan buat dia besar, targetnya empat poin seperti yang dia sudah sampaikan sendiri. Tapi, pada saat bersamaan waktunya cuma hitungan hari. Jadi memang tidak ada pilihan bagi Kluivert kecuali mempertahankan skuadnya atau kerangka timnya STY,” katanya kepada Tempo pada Senin, 10 Maret 2025.
Jika Kluivert mengubah formasi tim dari sebelumnya 3-4-3 menjadi 4-3-3, maka kehadiran Joey Pelupessy memang dibutuhkan skuad Garuda. Sebab posisi nomor 6 tak ada pemain yang mengisi, sementara posisi lainnya sudah lengkap ditambah lini serang sudah dilengkapi Ole Romeny.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Persoalannya kan di tengah, selama ini STY pakai dua gelandang tengah, Ivar Jenner dan Thom Haye, jika formasi 4-3-3 maka Kluivert membutuhkan tiga gelandang. Satu gelandang bertahan, dua gelandang kreatif. Timnas Indonesia belum mendapatkan pemain yang cocok di posisi nomor 6 itu,” katanya.
Sementara, Kusnaeni melanjutkan, Kluivert sendiri belum familiar dengan para pemain lokal sehingga fokusnya memilih Pelupessy untuk mengisi gelandang bertahan. Sebab, pemain timnas Indonesia saat ini tak ada yang murni sebagai posisi nomor 6 seperti Ricky Kambuaya yang sejatinya nomor 8 dan Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Thom Haye yang menempati posisi 10.
“Dengan begitu, di depan mungkin saja Ragnar Oratmangoen berduet sama Ole Romeny dan Egy Maulana Vikri di belakangnya mengingat performa gemilang Egy jauh lebih bagus di nomor 10 daripada nomor 7. Jadi bisa saja Kluivert mainnya 4-3-3 tapi bukan trisula melainkan trequartista dengan penyerang lubang di belakang dua striker. Bisa jadi itu 4-3-3 atau 4-3-1-2 lah istilahnya,” kata pria yang akrab disapa Bung Kus.
Menurut Kusnaeni, modifikasi itu tak menutup kemungkinan dilakukan Kluivert mengikuti materi pemain yang ada saat ini. Sebab itu, sang pelatih masih mempertahankan skuadnya Shin Tae-yong demi menjaga konsistensi tim sehingga yang bisa dilakukan memodifikasi 4-3-3 jadi 4-3-1-2 yang masih erat dengan strategi Belanda.
“Kalau sudah ada Pelupessy mudah-mudahan bisa cepat beradaptasi. Jadi kemungkinan Egy main di posisi nomor 10 di belakang dua striker seperti di Dewa United,” katanya.
Untuk Pelupessy, kata Kusnaeni, posisinya memang sebagai gelandang bertahan dari awal kariernya. Tugasnya sebagai penjaga kedalaman di lini tengah, sehingga dua gelandang lainnya mampu mengolah bola untuk membangun serangan.
“Kalau sepak bola Belanda itu dari dulu kan selalu pakai itu. Ada di sana Edgar Davids. Sekarang ada Frenkie de Jong misalnya. Selalu ada pemain di posisi nomor 6 yang menjadi penjaga kedalaman,” katanya.
Bung Kus mengatakan, era Shin Tae-yong memakai dua gelandang bertahan dengan pemain yang sebenarnya bukan di posisi itu, sehingga pelatih Korea Selatan itu memakai dua pemain sayap. Pemain sayap ini berguna untuk turut merapat ke tengah membantu dua gelandang.