TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap di Bandara Manila setelah kembali ke Filipina dari Hong Kong melalui surat perintah dari International Criminal Court (ICC) yang menuduhnya melakukan tindakan kejahatan pembunuhan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan pada Selasa, 11 Februari 2025. Saat ini, Duterte berada dalam tahanan ICC di Den Haag, Belanda. Duterte diterbangkan pada Selasa malam dan tiba di ICC pada Rabu, 12 Februari 2025.
Dilansir dari CNN, ICC mengatakan bahwa Duterte diserahkan ke dalam tahanan dan akan disidang pada waktu yang akan ditentukan nantinya. Sebelumnya, ICC mengungkapkan bahwa Duterte tidak akan hadir di pengadilan Den Haag pada Rabu.
ICC yang berkedudukan di Den Haag sebelumnya mengungkapkan sedang menyelidiki Duterte, namun penangkapannya tidak pernah dapat disangka. ICC harus berhadapan dengan massa pendukungnya yang besar, bahkan beberapa di antaranya dengan marah berhadapan dengan polisi di bandara tempatnya ditangkap.
Kejahatan Rodrigo Duterte Selama Menduduki Kursi Presiden
Menurut Reuters, selama kampanye untuk merebut kursi presiden pada 2016, Duterte mengatakan dalam pidatonya akan membunuh para kelompok narkoba. Duterte dengan terbuka menyatakan bahwa kampanyenya di Davao telah membuat warga aman dari kejahatan akibat narkoba.
“Lupakan hukum tentang hak asasi manusia. Jika saya berhasil masuk istana presiden, maka saya akan melakukan apa yang saya lakukan sebagai wali kota. Kalian pengedar narkoba, perampok, dan orang-orang yang tidak melakukan apa-apa, lebih baik kalian keluar karena saya akan membunuh kalian,” kata Duterte.
Setelah terpilih menjadi presiden, Duterte meluncurkan kebijakan untuk berperang melawan narkoba dengan mengeksekusi pihak-pihak yang terlibat dalam pengedaran dan pemakaian barang terlarang tersebut. Atas arahan Duterte, polisi menewaskan lebih dari 2.000 orang dalam beberapa bulan setelah Duterte dilantik lewat aksi baku tembak.
Menurut pernyataan pemerintah Filipina, total korban tewas dalam aksi perang narkoba tersebut berjumlah 6.248 orang. Namun, aktivis mengatakan bahwa jumlah korban sebenarnya lebih besar. Berdasarkan hasil penyelidikan ICC, jaksa mengungkapkan bahwa ada sekitar 30.000 orang yang mungkin terbunuh.
Profil dan Perjalanan Politik Rodrigo Duterte
Dilansir dari CNN, Rodrigo Roa Duterte lahir pada 28 Maret 1945 di Maasin, Leyte Selatan, Filipina. Ayah Duterte yang bernama Vicente Duterte merupakan seorang pengacara sekaligus politisi, sementara sang ibu Soledad Roa Duterte merupakan guru. Keluarga Duterte pindah untuk menempati Davao, kota terpadat ketiga di Filipina. Duterte berhasil menyelesaikan pendidikan di Universitas Lyceum Filipina pada 1968 dan San beda College pada 1972.
Menurut Reuters, karier Duterte di bidang politik mulai bersinar saat dirinya diangkat menjadi Wakil Wali Kota Davao pada 1986 oleh Corazon Aquino yang baru memimpin revolusi bernama People Power yang berhasil meruntuhkan kediktatoran Ferdinand Marcos. Sang ibu pun ikut memimpin protes yang berhasil menggulingkan para pemimpin kota yang masih berelasi dengan Marcos.
Duterte memenangi masa jabatan pertamanya dari tujuh masa jabatan sebagai wali kota pada tahun 1988 dengan tugas di Dewan Perwakilan Rakyat Filipina pada 1998 dan sebagai wakil wali kota pada 2010 untuk menghindari aturan pembatasan masa jabatan.
Sebelumnya, sang ayah juga pernah menjabat sebagai Gubernur Davao yang bersatu. Selain itu, Vicente Duterte juga bergabung menjadi anggota kabinet Presiden Ferdinand Marcos. Sementara itu, sang putri yang bernama Sara Duterte mengikuti jejaknya menjadi Wali Kota Davao.
Duterte berhasil menjadi Presiden Filipina setelah dilantik pada 30 Juni 2016 dengan meraih kemenangan 40 persen suara dalam Pemilu 2016 di Filipina. Kemenangan Duterte secara resmi dinyatakan oleh Kongres Filipina pada 20 Maret 2016 silam. Namun, Duterte mengundurkan diri sebagai presiden pada 30 Juni 2022. Setelah dua tahun berlalu, Duterte diketahui kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Davao dengan didampingi putanya Sebastian Duterte sebagai wakil wali kota yang sebelumnya menjabat sebagai wali kota.
Pilihan Editor: Rodrigo Diterte Jalani Sidang Perdana ICC Hari Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini