Tiket Masuk Museum Louvre akan Dinaikkan untuk Biaya Renovasi

3 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis akan menaikkan harga tiket masuk Museum Louvre di Paris. Kenaikan harga ini diumumkan oleh Presiden Emmanuel Macron bersamaan dengan pengumuman perombakan salah satu museum paling populer di dunia itu, pekan lalu.

Berdasarkan rencana baru Emmanuel Macron, pengunjung asing dari luar Uni Eropa harus membayar lebih untuk masuk ke Louvre. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara penggalangan dana untuk objek wisata tersebut. Renovasi museum tersebut dinilai mendesak karena telah mengalami kepadatan pengunjung, kebocoran, dan fasilitas yang sudah ketinggalan zaman.

Lukisan Mona Lisa Dapat Ruangan Khusus

Macron juga mengungkapkan bahwa lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci akan diberikan tempat khusus di Louvre, menyusul kekhawatiran mengenai kepadatan pengunjung di area tersebut saat ini. Ruang khusus yang baru tersebut akan dapat diakses oleh pengunjung melalui tiket khusus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kondisi pameran, penjelasan, dan presentasi akan disesuaikan dengan apa yang layak untuk Mona Lisa," katanya.

Museum yang paling banyak dikunjungi di dunia ini juga akan menjalani renovasi besar-besaran, yang dinamai Louvre New Renaissance, dan baru akan selesai pada 2031. Renovasi tersebut akan mencakup pintu masuk baru di dekat Sungai Seine dan pembuatan ruang bawah tanah untuk menambah ukuran museum.

Presiden tidak mengungkapkan berapa biaya renovasi tersebut, tetapi ia memastikan tagihannya tidak akan dibebankan kepada pembayar pajak Prancis. Seorang pejabat Prancis mengatakan bahwa diperkirakan biayanya antara €700 hingga €800 juta atau Rp 11,8 triliun dan Rp 13,5 triliun selama dekade berikutnya.

Direktur Louvre Kirim Memo

Kunjungannya menyusul memo yang bocor dari direktur Louvre, Laurence des Cars, pekan sebelumnya. Dalam memo tersebut, Laurence des Cars menyatakan bahwa beberapa bagian museum berada dalam kondisi yang sangat buruk. Memo tersebut juga merinci bahwa beberapa bagian museum tidak lagi kedap air, sementara beberapa bagian lainnya mengalami perubahan suhu yang signifikan, sehingga membahayakan pelestarian karya seni.

"Mengunjungi Louvre merupakan ujian fisik; mengakses karya seni membutuhkan waktu dan tidak selalu mudah. Pengunjung tidak memiliki ruang untuk beristirahat. Pilihan makanan dan fasilitas toilet jumlahnya tidak memadai, sehingga tidak memenuhi standar internasional. Papan tanda perlu didesain ulang sepenuhnya," tulis dia dalam memo itu. 

Memo tersebut juga mengakui keterbatasan anggaran Pemerintah Prancis saat ini, tetapi menyatakan bahwa Louvre sangat membutuhkan perbaikan yang mahal.

Des Cars melanjutkan dengan mengklaim bahwa salah satu edisi terbaru museum tersebut, piramida kaca yang dirancang oleh arsitek Tiongkok-Amerika Ieoh Ming Pei – memiliki kekurangan besar. Piramida tersebut, yang digunakan oleh presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk jamuan makan malam kenegaraan saat Olimpiade Paris pada Juli tahun lalu, juga tercatat menciptakan efek rumah kaca pada hari-hari yang panas. "(Piramida itu) membuat tempat ini sangat tidak ramah bagi masyarakat yang lewat dan agen yang bekerja di sana," kata dia. 

Memo tersebut juga merinci bagaimana perlunya penilaian ulang terhadap cara objek wisata paling populer di Louvre, Mona Lisa karya Leonardo da Vinci, disajikan saat orang banyak berkumpul untuk melihat sekilas lukisan tersebut.

Terakhir kali museum tersebut direnovasi adalah pada tahun 1980-an, ketika piramida kaca tersebut diresmikan. Pada tahun 2024, Museum Louvre menerima lebih dari 8,7 juta pengunjung, yang mana, lebih dari 75 persennya adalah orang asing.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |