CNN Indonesia
Sabtu, 07 Jun 2025 11:20 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Selly Andriany Gantina menyebut penumpukan jemaah haji di Mina disebabkan oleh pembatalan program Tanazul oleh otoritas Saudi untuk sekitar 37 ribu jemaah.
Ia menjelaskan pembatalan program Tanazul itu menyebabkan kepadatan karena jemaah lansia dan berisiko tinggi tidak bisa kembali lebih awal ke Mekah dan harus berebut tenda di Mina.
Program Tanazul semula dirancang untuk meringankan beban logistik dan ruang di Mina, dengan memindahkan sebagian jemaah ke hotel lebih awal setelah menyelesaikan lempar jumrah Aqabah. Namun, otoritas Saudi membatalkan program ini secara mendadak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, ia berharap Tim Kesehatan Haji Indonesia untuk siaga. Terlebih, banyak jemaah yang sebelumnya juga terpaksa berjalan dari Muzdalifah ke kota tersebut.
"Tim Kesehatan harus bekerja maksimal. Banyak jemaah kelelahan setelah berjalan jauh dari Muzdalifah ke Mina, dan ketika tiba, mereka tidak menemukan tempat beristirahat yang layak," ujar Selly seperti dikutip dari detikcom.
"Layanan dasar seperti tenda, makanan, dan kesehatan harus tetap diberikan secara adil kepada semua jemaah, meskipun program tanazul tidak berjalan seperti yang direncanakan," sambungnya.
Lebih lanjut, ia memprediksi pembatalan program tanazul ini berpotensi menyebabkan terjadinya kelangkaan makanan di Mina.
Sebab, jemaah yang seharusnya telah diskemakan untuk kembali lebih awal ke Mekkah setelah lempar jumrah harus tetap makan di tenda.
"Kini semuanya harus ditambah di Mina. Tanpa antisipasi, ini bisa memicu kelangkaan makanan. Padahal, kondisi fisik jemaah banyak yang sudah melemah," jelas Selly.
"Prioritas utama kita adalah keselamatan dan kesehatan jemaah. Jangan sampai ada korban hanya karena kurangnya langkah antisipatif. Tim medis harus hadir dan sigap di lapangan," katanya lagi.
Cek selengkapnya di sini.
(mab/vws)