TEMPO.CO, Jakarta - Awal Maret 2025, yang kebetulan pula awal Ramadan, masyarakat di sebagian daerah, termasuk Jabodetabek, diuji dengan bencana banjir. Hujan deras di kawasan Bogor yang turun secara konstan dari siang hingga malam hari pada 2 Maret 2025 membuat debit air naik drastis di sungai-sungai besar yang berhulu di daerah Bogor, seperti Ciliwung, Cikeas, dan Cisadane. Akibatnya, air meluap di daerah hilir dan membanjiri wilayah sekitarnya karena tanggul dan bendungan tak mampu lagi menahan derasnya air.
Seperti yang sering terjadi saat banjir, berbagai penyakit pun mengintai, dari penyakit kulit, pernapasan, pencernaan, sampai infeksi. Belum lagi ancaman lain seperti arus deras yang berisiko membuat hanyut, keamanan anak-anak yang bermain di air banjir, adanya arus listrik yang bisa membuat orang tersetrum, sampai munculnya binatang liar, terutama ular dan biawak. Mereka yang terdampak banjir pun perlu meningkatkan kewaspadaan.
Ragam Penyakit saat Banjir
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di laman resminya, menyebut air banjir bisa berbahaya dan membuat rentan terhadap penyakit menular, bahaya bahan kimia, dan cedera. Air banjir juga kemungkinan membawa jaringan listrik putus, berbagai jenis limbah seperti seperti kotoran manusia dan ternak, limbah rumah tangga, medis, industri, batu bara, dan lainnya yang menyebabkan penyakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paparan air banjir yang terkontaminasi mengakibatkan infeksi luka, ruam kulit, masalah pencernaan, tetanus, dan leptospirosis. Laman Verywellhealth menyebut lima penyakit yang bisa ditularkan melalui air banjir.
Disentri bakteri
Gejala disentri bakteri termasuk buang air besar yang menyakitkan, sakit perut, dan demam karena bakteri penyebabnya menyerang usus besar dan rektum, serta nanah dan darah dalam tinja.
Kolera
Kolera mengacu pada diare akut yang disebabkan mikroba kecil yang menginfeksi usus, membuat penderita kehilangan banyak cairan dan cepat, yang mengakibatkan syok hipovolemik, kondisi yang sangat berbahaya dan mematikan. Kolera bisa diatasi melalui banyak minum cairan.
Demam enterik
Demam enterik disebabkan spesies bakteri Salmonella yang masuk ke dalam tubuh melalui usus kecil dan menyerang darah. Menyebar dari usus ke sistem organ lain, termasuk paru-paru, ginjal, kantong empedu, dan sistem saraf pusat.
Diare
Biasanya disebabkan kebersihan yang kurang terjaga di saat banjir, termasuk makanan dan air minum. "Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu saat banjir. Biasanya sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal, akan banyak ikut tercemar," kata pakar kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama, dikutip dari Antara pada Jumat, 27 Desember 2024.
Hepatitis A
Infeksi hepatitis A biasanya bersifat sementara dan tidak mematikan namun gejalanya sangat tidak nyaman. Sebagian besar orang yang terinfeksi hepatitis A mengalami demam, sakit perut, kehilangan nafsu makan, muntah, mual, dan berisiko terkena penyakit kuning.
Leptospirosis
Penyakit yang juga sering menyerang saat banjir adalah leptospirosis, yang disebabkan bakteri yang ditularkan ke manusia oleh tikus, hewan peliharaan, dan hewan ternak melalui urine, kotoran, darah, atau jaringan. "Orang yang mempunyai luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit," ujar Tjandra Yoga. Penyakit lain yang juga perlu diwaspadai adalah infeksi saluran napas dan kulit gatal-gatal akibat terkena air kotor.
Tips Tetap Aman dalam Kondisi Banjir
Jika terjadi banjir, selalu usakan untuk segera bergerak ke daerah yang lebih tinggi, jangan berkendara atau berjalan kaki melalui air banjir, dan selalu perhatikan dengan seksama tanda peringatan atau panduan evakuasi. Jika tinggal di daerah rawan banjir, selalu siapkan perlengkapan keamanan dan kesehatan seperti kotak P3K dan pahami jalur evakuasi. Berikut tips keamanan saat banjir, dikutip dari laman Ready.gov pada 15 Januari 2025.
- Ikuti instruksi dari otoritas lokal. Lakukan evakuasi sesuai arahan dan selalu pantau informasi dan perkembangan terkait kondisi.
- Cari area yang lebih tinggi, termasuk di rumah, misalnya ke lantai dua bila yang rumahnya bertingkat.
- Jangan coba berkendara di genangan air meski tampak dangkal.
- Hindari berjalan di genangan air meski tampak dangkal karena siapa tahu ada arus deras yang datang tiba-tiba.
- Jauhi sumber listrik atau peralatan elektronik. Pastikan listrik dalam kondisi padam.
- Waspadalah buat yang tinggal di dekat sungai atau saluran air. Selalu monitor ketinggian air dan hindari area yang bakal lebih dulu mengalami banjir.
- Lengkapi diri dengan perlengkapan seperti sepatu bot, sarung tangan, dan masker ketika membersihkan rumah setelah air surut untuk menghindari sumber penyakit dan zat-zat berbahaya.
Cara Menjaga Keselamatan Anak
Keselamatan anak-anak harus selalu dijaga di masa banjir. Apalagi mereka belum mengerti bahaya dan senang bermain di air banjir. Berikut tips menjaga anak saat banjir, dilansir dari Nidirect.
- Jauhkan anak dari area banjir sampai air surut.
- Jangan biarkan anak bermain di dekat objek berbahaya atau tajam agar tidak cedera.
- Cuci pakaian dan mainan anak dengan air panas sekitar 60 derajat Celcius.
Balqis Primasari berkontribusi pada tulisan ini.