Tokenisasi Aset Halal Jadi Peluang Ekonomi Inklusif, Gimana Caranya?

4 weeks ago 27

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokenisasi aset halal dipandang sebagai peluang untuk memperluas akses investasi dan pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Hal ini menjadi sorotan utama dalam International Workshop Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) yang diikuti lebih dari 700 peserta, termasuk dosen, mahasiswa, dan lembaga jasa keuangan anggota AFSI.

Founder dan CEO Al Mabrook Financial, Fahad Siddiqui, menjelaskan konsep tokenisasi ini. “Kami mendesain tokenisasi aset halal seperti properti, emas, dan sukuk menjadi token berbasis aset yang mewakili kepemilikan terverifikasi. Ini membuka peluang kepemilikan fraksional, memperluas akses investasi, dan sejalan dengan prinsip pemerataan kesejahteraan,” ujarnya dikutip Senin (18/8/2025).

Teknologi blockchain dan Web3 menjadi kunci penerapan tokenisasi halal. Dr. Suresh Naidu Sadasivan dari Masverse menekankan blockchain bukan hanya soal kripto atau NFT.

"Penggunaannya lebih luas dari itu, seperti untuk layanan kesehatan, logistik dan supply chain, bahkan proses penerbitan sertifikasi halal untuk meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas, dan hal ini sudah diimplementasikan di Malaysia,” katanya.

Head of Ecosystem Haqq Network, Hassan Mohammed menambahkan, ke depannya, Web3 akan tertanam dalam setiap aspek kehidupan, menghadirkan keterbukaan informasi yang dapat diakses semua orang.

"Inilah saat yang tepat untuk mempelajari dasar dan use case-nya, lalu mengadopsi teknologi ini dengan bijak dan bertanggung jawab sesuai prinsip syariah," kata dia.

Kepala Eksekutif Pengawas Penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi menekankan pentingnya talenta yang menguasai keuangan syariah sekaligus teknologi.

“Akademisi juga berperan menyiapkan talenta yang memiliki pemahaman ganda: keuangan syariah dan teknologinya, sehingga mampu menjadi motor penggerak industri keuangan syariah nasional di masa depan," ujarnya.

CEO Kitabisa sekaligus Sekretaris Umum AFSI Vikra Ijas, menyoroti kolaborasi sebagai fondasi keberlanjutan fintech syariah. Kitabisa lahir dari karakter khas bangsa Indonesia yang gemar berdonasi dan membantu.

"Karakter ini kami padukan dengan teknologi, sehingga berdonasi kini bergeser dari aksi responsif menjadi gaya hidup rutin. Kunci keberlanjutan Kitabisa adalah berkolaborasi dan berinovasi bersama ekosistem yang saling mendukung,” ujarnya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |