Top 3 Dunia: Paus Fransiskus Kritis hingga PNS Amerika Diminta Buat Laporan

3 hours ago 6

Pernyataan yang diterbitkan pada Sabtu sore, 22 Februari 2025, menyebutkan penyakit asma Paus yang sudah lama diderita, kambuh sehingga membutuhkan bantuan oksigen. “Kondisi kesehatan Paus masih kritis, namun tidak dalam kondisi membahayakan,” demikian bunyi pernyataan tersebut saat itu. 

Simak di sini selengkapnya.

2. Kritis Akibat Pneumonia Ganda, Apa yang Terjadi Jika Paus Fransiskus Wafat?

Kondisi Paus Fransiskus dikabarkan kritis pada Sabtu, 22 Februari 2025. Vatikan mengumumkan kondisi Paus berusia 88 tahun itu kritis sehingga membutuhkan suplemen oksigen dan transfusi darah, menurut Reuters

Karena kondisinya yang kritis, Paus Fransiskus tidak bisa muncul ke publik pada Minggu, 23 Februari 2025, untuk memimpin misa. Ini adalah Minggu kedua Paus tidak bisa memimpin misa dengan alasan kesehatan. 

Paus Fransiskus dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli pada 14 Februari 2025 setelah mengalami sesak nafas selama beberapa hari. Paus kemudian didiagnosa mengalami pneumonia di kedua paru-parunya. 

Akibat kondisi kesehatannya yang memburuk, jika Paus mangkat akan memicu peristiwa besar yaitu memilih pemimpin gereja Katolik yang baru.

Dilansir dari Politico, secara tradisional, tugas camerlengo (pejabat senior Vatikan) adalah mengonfirmasi kematian seorang Paus. Saat ini, posisi tersebut dipegang oleh Kardinal Kevin Farrell kelahiran Irlandia.

Jika tradisi itu masih berlaku, Farrell yang akan mengunjungi jenazah Paus Fransiskus di kapel pribadinya dan memanggil namanya untuk membangunkannya. Hal ini sebagian besar bersifat seremonial, karena dokter akan memastikan kematian Paus melalui cara medis yang lebih standar. 

Baca di sini selengkapnya.

3. PNS di Amerika Serikat Diminta Buat Laparan Kerja Jika Tak Mau Dipecat

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu sore, 22 Februari 2025, mengirimkan sepucuk surat elektronik pada Badan Kepegawaian Amerika Serikat. Surat itu meminta para PNS di lembaga Negara itu agar memberikan detail apa saja yang sudah mereka kerjakan pekan sebelumnya. Tenggat waktu untuk permintaan ini adalah Senin malam, 24 Februari 2025, atau mereka bakal dipecat. 

Surat elektronik itu dilayangkan tak lama setelah miliarder Elon Musk yang sekarang mengepalai Badan Efisiensi Negara, mengunggah ke media sosial X mengabarkan bahwa yang tidak menindaklanjuti email tersebut, maka akan dianggap mengundurkan diri. 

“Seluruh PNS akan menerima email yang meminta mereka agar memahami apa yang telah mereka kerjakan pekan lalu. Tak membalas surat ini, maka akan dianggap mengundurkan diri,” kata Musk di X. 

Musk mengunggah perihal ini di X tak lama setelah Presiden Trump mengunggah peraturan serupa di media sosialnya. Trump menginginkan badan efisiensi negara bisa lebih agresif dalam upaya penghematan dan merampingkan 2.3 juta PNS di Amerika Serikat.  

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |