Viral #KaburAjaDulu, WNI di Seoul Ungkap Kelebihan dan Tantangan Berkarir di Korea Selatan

1 day ago 11

TEMPO.CO, Jakarta -Nofianto Anto alias Wei, salah seorang warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di Korea Selatan, merespons viralnya tagar #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial, khususnya platform X. Dia mengungkap sejumlah kelebihan yang ditawarkan Korea Selatan.

Wei menilai harapan hidup yang lebih layak di Korea Selatan mendorong WNI untuk melanjutkan pendidikan hingga memperoleh pekerjaan di sana. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Banyak WNI di Korea Selatan yang memilih menetap lebih lama karena faktor ekonomi, peluang kerja, serta kenyamanan hidup," kata Wei saat dihubungi Tempo melalui aplikasi WhatsApp, Selasa, 18 Februari 2025.

Wei yang memperoleh gelar master of development policy dari Korean Development Institute (KDI) itu menuturkan bahwa bekerja di Korea Selatan memiliki kelebihan dan tantangannya sendiri dibandingkan bekerja di Indonesia. Salah satunya, jelas dia, ialah persoalan pendapatan. 

"Dari segi gaji dan tunjangan, standar di Korea umumnya lebih tinggi, tetapi biaya hidup juga lebih mahal," ujarnya. 

Wei menuturkan peluang karier di Korea Selatan bisa lebih luas, terutama di industri maju. Namun, adaptasi bahasa dan budaya menjadi tantangan tersendiri.

Dia juga mengingatkan jarak yang jauh dengan keluarga dan lingkungan familiar di Tanah Air harus menjadi pertimbangan yang tidak boleh diabaikan jika ingin memilih untuk bekerja di luar negeri.

Lebih lanjut, Wei menilai lingkungan kerja di Korea lebih disiplin dan sistematis sedangkan bekerja di Indonesia cenderung lebih fleksibel dengan keseimbangan kerja dan hidup yang lebih baik. 

Pria yang telah tinggal di Seoul sejak 2020 itu turut menyampaikan bahwa Korea Selatan memiliki infrastruktur dan transportasi yang terintegrasi dengan baik, serta layanan internet dan teknologi digital yang sangat maju sehingga mendukung gaya hidup yang serba cepat dan efisien. 

"Selain itu, layanan kesehatan dan sistem administrasi publik di Korea dikenal cepat dan efisien," ucapnya. 

Selanjutnya, Wei menyoroti keamanan di Korea Selatan. Dengan keamanan yang unggul, sambung Wei, tingkat kejahatan di Korea Selatan relatif rendah. 

"CCTV di mana-mana membuat hidup lebih nyaman dan tidak takut untuk kemana saja," tutur pria yang kini berkarir di kantor perpajakan dan akuntansi swasta itu. 

Tantangan Berkarir di Korea Selatan

Tak sampai di situ, Wei mengungkap bahwa tidak sedikit WNI yang akhirnya kembali ke Indonesia setelah mencoba peruntungan di Korea Selatan. Kondisi ini, kata dia, bisa terjadi jika para WNI ini menghadapi kendala dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. 

"Meskipun telah menyelesaikan pendidikan tinggi, termasuk gelar master di Korea Selatan, banyak lulusan WNI menghadapi kesulitan dalam memasuki pasar kerja lokal," kata Wei. 

Menurut Wei, keterbatasan dalam bahasa Korea serta kebijakan imigrasi yang ketat menjadi hambatan utama bagi para WNI ini. 

Wei menjelaskan bahwa peluang kerja bagi tenaga profesional asing melalui visa E-7 masih terbatas sedangkan sektor pekerjaan non-profesional lebih banyak tersedia melalui jalur visa E-9. 

Visa E-9 umumnya diperuntukkan bagi tenaga kerja asing di sektor seperti pertanian, perikanan, dan manufaktur. Sektor ini cederung kurang diminati oleh pekerja lokal Korea. 

"Oleh karena itu, banyak perusahaan di sektor ini merekrut tenaga kerja dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia," ujarnya. 

Wei mengatakan bahwa jalur ini tidak sejalan dengan kualifikasi akademik yang diperoleh kebanyakan lulusan Indonesia di Korea, sehingga mereka jarang memilihnya sebagai opsi karier. 

Selain itu, sambung Wei, visa E-9 memiliki batas waktu maksimal 10 tahun, setelah itu pemegang visa harus beralih ke jenis visa lain atau kembali ke Indonesia. 

"Karena keterbatasan tersebut, banyak lulusan maupun pekerja asing dari Indonesia yang akhirnya memutuskan untuk kembali dan mencari peluang di tempat lain," tuturnya. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |