Wamendagri Minta Kepala Daerah Susun Mitigasi Atasi Cuaca Ekstrem

19 hours ago 11

Kemendagri | CNN Indonesia

Selasa, 11 Mar 2025 17:07 WIB

Wamendagri Bima Arya mengingatkan para kepala daerah terkait mitigasi bencana, menyusul prediksi BMKG akan hujan lebat di sejumlah wilayah pada 10-20 Maret. Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto pada peninjauan lokasi banjir di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/3). (Foto: arsip Kemendagri)

Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengingatkan kepada para kepala daerah untuk melakukan langkah mitigasi bencana, menyusul Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi curah hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia pada kurun waktu 10 hingga 20 Maret 2025.

"Kami mengingatkan semua kepala daerah, di daerah-daerah rawan bencana, rawan banjir, untuk siap-siap memastikan sistem mitigasinya berjalan," ujar Bima di sela peninjauan lokasi banjir di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/3).

Dirinya meminta kepala daerah agar dapat memastikan masyarakat tidak berada di lokasi rawan bencana ketika curah hujan sedang tinggi. Bima juga mengimbau agar setiap daerah memiliki mitigasi jangka pendek, serupa seperti Pemerintah Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski merupakan salah satu kawasan yang kerap dilanda banjir, masyarakat Desa Bojongkulur telah memiliki sistem mitigasi yang matang. Upaya tersebut juga didukung kolaborasi bersama organisasi atau komunitas, termasuk Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C).

"Jadi untuk jangka pendek, mereka sudah memiliki sistem informasi dan mitigasi yang menurut saya layak untuk ditiru daerah lain. Ada informasi yang dikelola melalui CCTV, melalui jalur sosmed, dan lain-lain, jalur komunikasi," papar Bima.

Selain kedua upaya tersebut, langkah mitigasi lain yang juga bisa dilakukan adalah melalui sistem evakuasi yang diberikan tanda tertentu. Melalui berbagai langkah itu, diharapkan bencana banjir tidak berdampak terlalu signifikan bagi masyarakat.

Bima mengingatkan, kepala daerah perlu betul-betul mewaspadai potensi terjadinya perubahan cuaca. Saat ini, kata dia, pemerintah pusat melalui sejumlah kementerian/lembaga tengah melakukan intervensi terhadap potensi terjadinya bencana, antara lain lewat Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) didukung Pemda wilayah Jabodetabek.

"Memang pemerintah melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurai awan di atas laut ya, maupun di daratan untuk tidak turun begitu ya, dikurangi. Tetapi bagaimanapun juga sangat mungkin ada tetap curah hujan yang lolos dan kemudian menimbulkan banjir," pungkas Bima.

(rir/rea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |