4 Kebakaran Hutan Terparah yang Pernah Terjadi di Indonesia

5 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Musim kemarau yang ekstrem bisa memicu terjadinya kebakaran hutan. Kebakaran rentan terjadi terutama di daerah dengan vegetasi yang lebat. Beberapa daerah di Indonesia memiliki potensi yang lebih besar terkena kebakaran hutan, seperti Sumatera dan Kalimantan. Berikut beberapa kebakaran terparah yang pernah terjadi di Indonesia.

1. Kebakaran Hutan 2019

Kebakaran hutan di Indonesia pada 2019 menyebabkan hangusnya lebih dari 850 ribu hektare lahan. Data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa sebanyak 42 persen dari total area yang terbakar merupakan lahan gambut.

Kebakaran yang terjadi di lahan gambut biasanya sulit untuk dipadamkan karena material organik yang berada di dalam gambut menyebabkan api menjadi lebih besar dan menghasilkan banyak kabut asap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terbakarnya lahan gambut ini juga menimbulkan problematika iklim jangka panjang, karena satu hektare lahan gambut yang terbakar sama seperti mengemisikan 55 metrik ton karbon dioksida per tahun. 

Kalimantan Tengah menjadi salah satu area yang paling banyak mengalami kebakaran hutan, mengingat area ini didominasi oleh lahan gambut. Aktivitas pembukaan lahan dengan membakar lahan untuk kebutuhan perkebunan, terutama kelapa sawit, menjadi faktor utama kebakaran hutan di Indonesia.

Sebanyak 70 persen area hutan yang terbakar berasal dari lahan gambut yang telah terdegradasi. Akibatnya, 708 juta ton gas rumah kaca yang didominasi oleh karbon dioksida naik ke atmosfer. Banyaknya kandungan gas rumah kaca di atmosfer akhirnya memicu terjadinya pemanasan global yang berakhir pada peristiwa perubahan iklim akibat kebakaran hutan.

2. Kebakaran Hutan 2015

Lebih dari 2.6 juta hektare lahan di Indonesia telah terbakar sepanjang 2015. Kebakaran hutan tidak hanya terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan, tetapi juga di 29 provinsi lainnya, kecuali DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Riau. 

Kalimantan Tengah menjadi area terparah terjadinya kebakaran hutan terjadi saat itu. Kebakaran hutan terjadi akibat faktor aktivitas manusia yang tetap menjadi penyebab utamanya. Selain itu, banyaknya lahan gambut yang kering di musim kemarau juga membuat kebakaran hutan mudah terjadi. 

Selain itu, kebakaran hutan juga akibat adanya fenomena El Nino yang menurunkan intensitas curah hujan, sehingga semakin memperparah kebakaran hutan yang terjadi. Akibatnya, habitat orang utan dan beberapa spesies lain terancam punah. 

Kerugian yang berhubungan dengan lingkungan dan ekosistem ini mencapai 295 juta dolar. Sedangkan kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat kebakaran ini mencapai 16 miliar dolar. Selain itu, emisi gas karbon dioksida di atmosfer juga meningkat sebanyak lebih dari 15.95 juta ton per harinya. 

3. Kebakaran Hutan 2006

Aktivitas pembakaran lahan yang tidak terkendali untuk keperluan pertanian menjadi salah satu penyebab besar kebakaran hutan yang melanda Indonesia pada 2006 silam. Lebih dari 3 juta hektare lahan telah terbakar dan memicu terjadinya polusi udara yang levelnya berhasil terekam melalui instrumen NASA yang disebut Measurements of Pollution in the Troposphere (MOPITT). Instrumen ini berhasil melacak level karbon monoksida di atmosfer yang menjadi salah satu indikator utama adanya polusi udara.

Selain gas karbon monoksida, gas karbon dioksida juga menjadi salah satu gas yang banyak diproduksi akibat kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang melanda Indonesia menempatkan negara ini menjadi negara terbesar ketiga dalam menyumbangkan gas rumah kaca ke atmosfer. 

Indonesia menyumbang sekitar 2 miliar ton gas karbon dioksida ke atmosfer akibat kebakaran hutan. Tingginya gas rumah kaca di atmosfer dikhawatirkan dapat mempengaruhi perubahan iklim dalam jangka waktu yang lama.

4. Kebakaran Hutan 1977

Kebakaran hutan di Indonesia pada 1977 terjadi di Riau dan Kalimantan. Kebakaran hutan tersebut berdampak sangat buruk, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Saat itu, sekitar 20 juta orang Indonesia terkena polusi udara dan air, baik langsung maupun tidak langsung. Bahkan asap hitam mengakibatkan ribuan orang di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur harus dirawat di rumah sakit. 

Kebakaran hutan tersebut juga menghasilkan kabut asap akibat pembakaran yang terus meluas. Bahkan, kabut asap meluas hingga ke Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, juga Thailand, Filipina, serta Australia.

Mutiara Roudhatul Jannah dan Sonya Andomo berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |