TEMPO.CO, Jakarta - Kasus demam berdarah dengue (DBD) kerap terjadi di sekitar kita. Namun banyak masyarakat yang belum mengenal penyakit yang disebabkan virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut. Berikut adalah lima fakta tentang DBD yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat umum.
1. DBD Bisa Menyerang Lebih dari Sekali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak yang mengira bahwa setelah sembuh dari DBD, seseorang akan kebal terhadap virus ini. Namun kenyataannya, seseorang yang pernah terinfeksi DBD dapat terinfeksi lagi oleh tipe virus dengue yang berbeda.
Dilansir dari Mayo Clinic, ada empat tipe virus dengue, dan kekebalan tubuh hanya akan terbentuk terhadap satu tipe virus saja setelah seseorang sembuh. Artinya, Anda bisa terinfeksi DBD lebih dari satu kali, dan risiko berkembangnya kasus yang lebih parah meningkat pada infeksi kedua, ketiga, atau keempat.
2. Nyamuk Aedes Dapat Beradaptasi dengan Perubahan Iklim
Nyamuk penyebar virus dengue, terutama Aedes aegypti, sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim. Meskipun nyamuk ini biasanya berkembang biak di daerah tropis dengan suhu yang cukup tinggi, mereka dapat beradaptasi dengan perubahan suhu dan kelembapan yang lebih ekstrem.
Fenomena El Nino dan perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu serta curah hujan yang tinggi turut memperluas penyebaran nyamuk ini ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak terjangkit DBD. Ini membuat penyebaran DBD semakin meluas, bahkan ke wilayah yang tadinya dianggap tidak berisiko.
3. Penularan DBD Bisa Terjadi dari Ibu ke Anak
Selain melalui gigitan nyamuk, DBD juga bisa menular dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya. Jika seorang wanita hamil terinfeksi virus dengue, ada risiko bahwa virus tersebut dapat ditularkan ke bayi dalam kandungannya.
Meskipun penularan langsung ke janin jarang terjadi, infeksi DBD pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau gangguan kesehatan lainnya pada bayi. Karena itu, ibu hamil yang tinggal di daerah dengan angka kasus DBD tinggi perlu lebih waspada.
4. Nyamuk Aedes Dapat Menularkan Virus Sepanjang Hidupnya
Setelah nyamuk Aedes terinfeksi virus dengue melalui gigitan terhadap orang yang terinfeksi, nyamuk ini dapat menyebarkan virus sepanjang hidupnya. Proses ini disebut sebagai inkubasi ekstrinsik, yang biasanya memakan waktu sekitar 8 hingga 12 hari.
Dilansir dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jika nyamuk terinfeksi, ia dapat menularkan virus kepada orang lain setiap kali menggigit. Ini menjadi salah satu tantangan besar dalam upaya pengendalian DBD, karena nyamuk yang terinfeksi dapat terus menjadi vektor penyebar penyakit tanpa batas waktu tertentu.
5. Bisa Lebih Parah pada Penderita Penyakit Tertentu
Pada orang dengan penyakit tertentu, sistem kekebalan tubuh mereka mungkin tidak dapat melawan infeksi dengan efektif. Hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi serius seperti demam berdarah atau sindrom syok dengue.
Seseorang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan kekebalan tubuh, berisiko lebih tinggi mengalami gejala DBD yang lebih parah. Karena itu, pencegahan dan pengobatan yang tepat sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis yang memperburuk risiko infeksi.
Dengan mengetahui fakta-fakta ini, kita bisa lebih memahami betapa kompleksnya penyebaran dan dampak dari DBD. Selain menjaga kebersihan lingkungan untuk mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk, penting bagi kita untuk terus waspada terhadap perubahan iklim dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penyebaran virus dengue.
ANTARA | NHS.UK