TEMPO.CO, Jakarta - Makanan ultra-proses seperti makanan cepat saji, semakin mendapat perhatian karena dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas dan penyakit kronis.
Menurut sistem klasifikasi NOVA, makanan ultra proses adalah produk yang telah mengalami banyak tahap pemrosesan industri dan mengandung berbagai zat tambahan seperti gula tambahan, lemak trans, pewarna, serta pengawet buatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Yale Medicine, beberapa studi menemukan bahwa makanan ultra proses menyumbang lebih dari setengah asupan kalori di Amerika Serikat dan berkontribusi terhadap 90 persen asupan gula tambahan. Berikut adalah lima golongan makanan yang termasuk dalam kategori ini.
- Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, ayam goreng, dan pizza termasuk dalam kategori makanan ultra proses. Produk ini umumnya mengandung lemak jenuh, garam, dan bahan tambahan yang membuatnya lebih tahan lama serta lebih menggugah selera.
Sebuah penelitian yang dikutip dalam The British Medical Journal menyebutkan bahwa konsumsi makanan cepat saji dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung. Selain itu, makanan ini cenderung memiliki kepadatan kalori tinggi tetapi rendah nutrisi esensial seperti serat dan vitamin.
- Makanan Kemasan dan Camilan Manis
Biskuit, kue kering, permen, dan sereal sarapan yang kaya gula merupakan contoh makanan ultra proses yang mengandung bahan tambahan seperti sirup jagung fruktosa tinggi dan pemanis buatan.
Menurut studi dari National Institutes of Health, makanan ini dapat merangsang pelepasan dopamin di otak, yang membuat seseorang ingin mengonsumsinya lebih banyak. Hal ini menjelaskan mengapa makanan ultra proses sering dikaitkan dengan sifat adiktif dan kecenderungan makan berlebihan.
- Daging Olahan
Sosis, nugget ayam, ham, dan kornet adalah contoh daging olahan yang masuk dalam kategori ultra proses. Makanan ini biasanya dibuat dengan daging yang telah dicampur dengan bahan pengawet seperti nitrat dan nitrit, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker kolorektal. Daging olahan juga mengandung lemak jenuh tinggi dan sodium berlebih yang berkontribusi pada tekanan darah tinggi dan gangguan metabolisme.
- Minuman Manis dan Bersoda
Minuman seperti soda, minuman energi, dan jus kemasan sering kali mengandung gula tambahan dalam jumlah besar serta pemanis buatan. Konsumsi minuman manis secara berlebihan berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas. Selain itu, efeknya terhadap otak mirip dengan zat adiktif lainnya, karena dapat merangsang pelepasan dopamin dan menyebabkan ketergantungan.
- Makanan Instan
Mi instan, sup instan, dan makanan siap saji dalam kemasan adalah contoh makanan ultra proses yang sering dikonsumsi karena kemudahannya. Produk ini umumnya mengandung bahan pengawet, penyedap rasa, dan minyak terhidrogenasi yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Orang yang sering mengonsumsi makanan ultra-proses cenderung mengalami peningkatan berat badan lebih cepat dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan segar atau minim proses.
Makanan ultra-proses memang tidak selalu bisa dihindari, tetapi mengonsumsinya secara berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Sebaiknya, fokuslah pada makanan segar seperti buah dan sayuran, baik dalam bentuk segar, beku, maupun kalengan.
Makanan bukan hanya sekadar bahan bakar, tetapi juga bagian dari kebiasaan dan kenyamanan. Jika ingin mengonsumsi makanan ultra-proses, perhatikan jumlahnya dan pertimbangkan ulang sebelum memasukkannya ke dalam keranjang belanja.