6 Teori Penyebab Menguap

7 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Meski sering terjadi dan mudah dikenali, menguap tetap menjadi fenomena yang menarik. Secara umum, menguap merupakan refleks alami yang melibatkan tarikan napas dalam, membuka rahang lebar, lalu diikuti oleh hembusan napas cepat. Biasanya, setelah menguap, seseorang akan merasakan sensasi rileks.

Meskipun terdapat sejumlah teori yang mencoba menjelaskan alasan di balik perilaku ini, para peneliti belum menemukan kesimpulan yang pasti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Medical News Today, saat seseorang menguap, gendang telinga bisa mengalami peregangan dan mata mungkin tertutup rapat sehingga menyebabkan keluarnya air mata.

Bagi kebanyakan orang, menguap adalah respons otomatis yang umum terjadi. Biasanya, menguap dikaitkan dengan rasa lelah dan kerap muncul menjelang tidur atau setelah bangun. Selain itu, aktivitas monoton atau membosankan juga sering memicu seseorang untuk menguap, meskipun fenomena ini juga dapat terjadi dalam berbagai situasi lain.

Dikutip dari Medical News Today, hingga kini penelitian modern belum menemukan satu jawaban pasti mengenai alasan kita menguap. Namun berbagai teori telah diajukan dan diteliti, yang memberikan gambaran tentang kemungkinan fungsinya.

1. Perubahan Kondisi Fisik dan Mental

Secara umum, orang mengaitkan menguap dengan rasa kantuk atau kebosanan, meskipun tidak selalu demikian. Walaupun menguap sering terjadi saat seseorang merasa lelah, aktivitas ini justru disertai peningkatan detak jantung secara tiba-tiba. Hal ini menunjukkan bahwa menguap mungkin menandakan peningkatan kewaspadaan, bukan sekadar tanda kelelahan.

Menguap bisa juga merupakan cara tubuh beradaptasi terhadap perubahan tingkat kesadaran:

  • Menjelang tidur, menguap dapat mengindikasikan bahwa tubuh sedang bersiap untuk beristirahat.
  • Saat bosan, menguap mungkin mencerminkan peralihan dari kondisi mental yang aktif menuju keadaan yang lebih pasif atau santai.
  • Seseorang juga bisa menguap saat terjadi perubahan kondisi fisik, seperti saat berpindah dari tekanan udara tinggi ke rendah, untuk menyesuaikan tekanan di telinga.

2. Fungsi dalam Sistem Pernapasan

Menguap juga mungkin berkaitan dengan kebutuhan oksigen tubuh. Aktivitas ini memungkinkan masuknya udara dalam jumlah besar dan memicu detak jantung meningkat, yang bisa membantu menyuplai oksigen segar ke aliran darah dan sekaligus membuang karbon dioksida. 

Studi pada 2022 mendukung pandangan bahwa menguap memiliki peran fisiologis penting bagi kesehatan saluran pernapasan, serta berdampak pada tidur dan koordinasi otot. Meski begitu, para peneliti mengakui bahwa kajian tersebut masih memiliki keterbatasan dan membutuhkan penelitian lanjutan.

3. Sebagai Pendingin Otak

Teori lain menyebutkan bahwa menguap dapat berfungsi sebagai mekanisme pendinginan otak. Aktivitas ini menyebabkan rahang terbuka lebar, meningkatkan aliran darah di wajah dan leher. Napas dalam serta detak jantung yang meningkat mempercepat sirkulasi darah dan cairan serebrospinal, yang diduga membantu menurunkan suhu otak.

4. Sarana Komunikasi Sosial

Beberapa ilmuwan meyakini bahwa menguap memiliki akar evolusioner sebagai bentuk komunikasi non-verbal. Sebelum manusia mampu berbicara, menguap mungkin digunakan sebagai cara menyampaikan pesan, seperti menunjukkan rasa bosan, kantuk, atau kewaspadaan kepada sesama. 

Bahkan bisa jadi, pada masa lalu, menguap berfungsi sebagai cara menunjukkan kesiagaan terhadap ancaman atau memperlihatkan taring sebagai bentuk perlindungan diri.

5. Untuk "Membangkitkan" Aktivitas Otak

Dilansir dari WebMD, hipotesis yang dikenal sebagai arousal hypothesis menyatakan bahwa menguap berfungsi untuk mengaktifkan kembali otak. Teori ini didasarkan pada pengamatan bahwa rasa lelah dan kebosanan merupakan pemicu utama menguap. 

Kebosanan muncul saat rangsangan di sekitar tidak lagi cukup menarik perhatian, yang kemudian memicu rasa kantuk dengan mengaktifkan sinyal tidur dalam tubuh. Para peneliti menduga bahwa dalam kondisi seperti ini, tubuh berusaha mempertahankan kesadaran terhadap lingkungan.

6. Peregangan Paru-paru dan Jaringan Sekitarnya

Menguap sering kali disertai dengan gerakan peregangan yang lebih luas, yang membantu melenturkan otot dan memperpanjang sendi. Dalam proses ini, detak jantung bisa meningkat. Saat paru-paru mengembang dan denyut jantung naik, tubuh biasanya akan merasa lebih segar dan waspada.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |