Yogyakarta, CNN Indonesia --
Sebanyak 662 siswa sekolah di Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, mengalami gejala keracunan diduga akibat menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (28/10) kemarin.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono menuturkan, dugaan gejala keracunan dialami para siswa-siswi dari SMKN 1 Saptosari dan SMPN 1 Saptosari. Kedua sekolah menerima MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Planjan.
Di SMKN 1 Saptosari dilaporkan ada 476 siswa yang mengaku atau mengeluhkan gejala keracunan. Sementara di SMPN 1 Saptosari jumlahnya 186 siswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ismono, para siswa kebanyakan mulai mengalami gejala keracunan pada dini hari tadi. Tapi, sebagian besar masih berangkat sekolah hari ini.
"Rata-rata keluhannya mual, pusing, diare," kata Ismono saat dihubungi, Rabu (29/10).
Sebanyak 40 siswa SMKN 1 Saptosari sempat mendapatkan penanganan dari puskesmas setempat pagi tadi karena gejala yang dialami. Satu di antaranya dirujuk ke rumah sakit.
Ismono bilang, sekitar 8-10 guru dari SMKN 1 Saptosari juga mengalami diare usai sempat mencicipi MBG hari kemarin.
Sedangkan di SMPN 1 Saptosari, tercatat 24 siswa ditangani oleh RSUD setempat. Seorang siswa di antaranya menjalani rawat inap.
Selain itu, ada pula sekitar 33 anak dari dua sekolah tersebut yang hari ini tak sekolah. Belum terkonfirmasi apakah mereka mengalami gejala keracunan atau tidak.
"Sudah tertangani semua. Anak-anak yang tidak masuk sekolah kita pantau, bagi anak-anak yang di rumah, guru-guru diminta monitor. Misalnya perlu (penanganan) segera dibawa ke rumah sakit," jelas Ismono.
Dinas Kesehatan sebagai tindak lanjut telah mengambil sampel hidangan MBG yang dibagikan ke kedua sekolah tersebut, berupa: nasi, gulai ayam, tahu goreng, serta potongan buah melon. Petugas juga mengambil sampel muntahan serta feses para siswa.
Ismono mengatakan instansinya telah mendampingi Bupati Gunungkidul, Endah Subekti meninjau SPPG Planjen. Dia menyebut dapur MBG tersebut telah dihentikan operasionalnya sementara langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
"(SPPG) belum mengantongi SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi) juga," katanya.
(kum/isn)

3 hours ago
8
















































