CANTIKA.COM, Jakarta - Para terapis hubungan mengatakan rasa aman emosional diam-diam telah menjadi salah satu tanda paling jelas apakah suatu pasangan tetap dekat atau mulai menjauh. Kelihatannya sederhana, merasa aman, merasa diperhatikan, merasa dipahami tetapi untuk mencapainya biasanya membutuhkan banyak usaha nyata yang tidak sempurna. Intinya, rasa aman emosional adalah kelegaan karena menjadi diri sendiri bersama seseorang tanpa merasa tegang atau menunggu dihakimi.
Ketika ruang itu terbuka, orang-orang melepas topengnya. Mereka berbicara jujur. Mereka menunjukkan sisi-sisi kasarnya. Dan saat satu orang merasa cukup aman untuk melakukannya, biasanya yang lain akan mengikuti, dan di situlah koneksi sejati mulai terbentuk.
Brené Brown, penulis dan profesor riset pekerjaan sosial di University of Houston, mengatakan kepada Psychcentral , “Saya mendefinisikan koneksi sebagai energi yang ada di antara orang-orang ketika mereka merasa dilihat, didengar, dan dihargai; ketika mereka dapat memberi dan menerima tanpa penghakiman; dan ketika mereka memperoleh dukungan dan kekuatan dari hubungan tersebut.”
Ikatan semacam itu menjadi perekatnya. Setelah terjalin, hubungan akan bergerak melewati konflik dan kehidupan sehari-hari dengan keteguhan yang berbeda.
Berikut tujuh kebiasaan yang membantu pasangan membangun rasa aman secara emosional:
1. Hargai batasan dan persetujuan
Batasan melindungi kedua pasangan. Batasan tersebut bisa berupa fisik, emosional, atau bahkan finansial. Ketika mereka dihormati, kepercayaan tumbuh, bukannya memudar.
2. Perhatikan isyarat nonverbal
Wajahmu, nada bicaramu, postur tubuhmu - semuanya berbicara jauh sebelum kamu. Seperti yang dikatakan Dr. Jake Porter kepada publikasi tersebut, "Jika kamu mendekati pasanganmu dengan tatapan tajam, bibir yang terkatup rapat, dan kata-kata yang pendek, mereka mungkin merasa tidak aman."
3. Jadilah pendengar yang aktif
Dr. Isabelle Morley menggambarkannya sebagai menyingkirkan pertahanan diri dan benar-benar mendengarkan apa yang pasangan Anda coba katakan. Hal ini mencegah kebencian menetap di sudut-sudut.
4. Praktikkan transparansi
Keterbukaan membangun kepercayaan. Kamu tidak perlu terlalu banyak berbagi, tetapi kerahasiaan justru menciptakan keretakan.
5. Berikan pasangan keuntungan dari keraguan
Rabbi Shlomo Slatkin membingkainya sebagai rasa ingin tahu yang lebih tinggi daripada penilaian. "Motivasi kebanyakan orang bersifat bawah sadar," ujarnya, dan itulah mengapa asumsi menggagalkan koneksi.
6. Memupuk akuntabilitas
Tindak lanjut itu penting. Langkah-langkah kecil yang konsisten menunjukkan keandalan lebih daripada tindakan besar.
7. Pertimbangkan terapi hubungan
Terapi yang baik berfokus pada bagaimana pasangan bertengkar, bukan hanya apa yang mereka pertengkarkan dan perubahan itu sendiri dapat mengubah dinamika.
Rasa aman secara emosional tidak datang dalam semalam. Pasangan membangunnya secara perlahan melalui percakapan yang jujur, kesabaran, dan kesediaan untuk tetap terbuka meskipun terasa canggung. Ketika akhirnya terasa pas, kedua pasangan merasa diperhatikan dan mantap dan hubungan mulai terasa seperti tempat di mana mereka benar-benar bisa bernapas lega.
Pilihan Editor: Susah-susah Gampang, Ini Tips Mendidik Anak Secara Emosional di Era Digital
HINDUSTAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.


















































