TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang berencana menyambangi Kota Yogyakarta akhir pekan ini bisa merapat ke event Sarkem Fest 2025. Acara ini dihelat mulai Jumat-Sabtu, 21 – 22 Februari, di Pasar Kembang atau Sarkem dan kampung turis Sosromenduran.
Event yang dihelat Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta ini berpusat di lokasi yang masih satu kawasan dengan Jalan Malioboro.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sarkem Fest ini mengusung tradisi ruwahan yang identik dengan apeman, tradisi warga Sosromenduran menyambut bulan Ramadan," kata panitia yang juga Lurah Sosromenduran Kota Yogyakarta, Hendi Setiawan, Rabu, 19 Februari 2025.
Hendi merinci, gelaran selama dua hari ini terbuka gratis untuk umum. Panggung Sarkem Fest 2025 akan digelar 21 Februari yang berlokasi di halaman Patra Hotel Malioboro. Adapun pada 22 Februari, akan ada tiga panggung jalanan atau street stage yang tersebar di penjuru kampung yang berada di ruas Jalan Malioboro itu.
Ketiga panggung itu antara lain di Hotel Neo Malioboro yang dimeriahkan atraksi musik jazz dan keroncong, lalu depan gapura Kampung Sosromenduran berupa atraksi barongsai dan musik komunitas Sosromenduran, dan depan Plaza Malioboro berupa atraksi musik Top 40 dan ambyaran.
Gowes dan Festival Pembuatan Apem
Sarkem Fest hari pertama akan berlangsung dari pukul 06.00 – 22.00 WIB yang diawali dengan pelaksanaan gelaran sepeda bersama bertajuk Yogowes Monalisa dengan rute jelajah Kampung Susur Sungai yang dimulai dari Kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dan berakhir di venue Hotel Patra Sosromenduran.
Peserta Yogowes Monalisa saat ini tercatat sudah lebih dari 150 pesepeda dari komunitas sepeda se-Kota Yogyakarta.
Pada hari pertama juga akan digelar prosesi Ngublag Jladren Apem di Kelurahan Sosromenduran yang menandai dimulainya Festival Pembuatan Apem yang diikuti oleh 54 kelompok warga Kampung Sosromenduran. Penggunaan apem dalam Festival Sarkem bukannya tanpa sebab. Apem dalam tradisi ruwahan dimaknai sebagai bentuk saling memaafkan.
"Jadi wisatawan bakal melihat, di sepanjang jalan Sosromenduran akan ada proses pembuatan apem, kolak dan ketan dan mencicipi secara gratis selama persediaan ada," kata dia.
Kirab Budaya
Tak hanya itu, usai prosesi pembuatan apem juga dilaksanakan kirab budaya Apem Ruwahan. Kirab ini diikuti 500 peserta yang membawa gunungan berisi 1.000 macam item jajanan lokal mulai dari apem, ketan, dan kolak. Selain itu, acara akan dimeriahlan kirab prajurit bregada Keraton Yogyakarta.
Rute kirab mulai dari Patra Hotel Malioboro – Jalan Gandekan – Jalan Pasar Kembang – Jalan Malioboro – Jalan Sosrowijayan – kembali ke Patra Hotel Malioboro.
Selama pelaksanaan kirab akan ada Seserahan Apem yang diberikan kepada pengelola 11 hotel di Kampung Sosromenduran.
"Seserahan Apem ini sebagai simbol permintaan maaf menjelang Ramadan dan persaudaraan. Apem juga juga akan dibagikan kepada warga sepanjang rute kirab," kata dia.
Kenduri Ruwahan
Usai kirab apem, akan digelar Kenduri Ruwahan Apem di panggung utama depan Patra Hotel Malioboro. Prosesi tradisi kenduri Jawa ini mengusung uborambe atau sesaji lengkap seperti ingkung, nasi gurih, apem, buah-buahan.
Wisatawan dan warga bisa mengikuti prosesi kenduren dan akan dijamu dengan nasi takir ingkung suwir dan wedang seruni.
Kenduri Ruwahan akan diakhiri dengan prosesi perebutan Gunungan Apem. Lalu pada malam harinya akan disuguhkan atraksi tari-tarian dan musik di sepanjang Jalan Sosromenduran.
Yurnelis Piliang, Kepala Bidang Daya Tarik Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, mengatakan bahwa Sarkem Fest yang tahun ini memasuki tahun ketujuh. Acara ini menjadi medium promosi yang efektif menyambut masa Ramadan yang biasanya diwarnai menurunnya kunjungan serta okupansi hotel. "Yang kami eksplorasi dari event ini potensi pariwisata kawasan pinggiran, kampung terutama Sosrowijayan dan Pasar Kembang," kata dia.