TEMPO.CO, Jakarta - Deretan peristiwa politik dan sosial mencuat di panggung nasional pada paruh terakhir Mei 2025. Salah satu berita yang paling disorot pembaca adalah mengenai alasan masyarakat Sumatera Selatan membangun patung Joko Widodo yang menelan biaya hingga Rp 2,5 miliar. Berikut sejumlah berita terpopuler pada Kamis, 22 Mei 2025 di nasional yang dirangkum Tempo:
Alasan Warga Bangun Patung Joko Widodo di Karo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Patung mantan Presiden Jokowi setinggi 7,5 meter berdiri tegak di Desa Kutambelin, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kutambelin merupakan salah satu desa dari enam desa di kawasan Liang Melas Datas (LMD). Lokasinya di sebelah barat Kabupaten Karo, Sumatera Utara. atau sekitar 112 kilometer dari Kota Medan. Tangan kanan patung itu mengepal ke atas, sedangkan tangan kiri memegang tiga buah jeruk. Monumen ini menjadi wujud terima kasih masyarakat kepada Jokowi yang dinilai mempercepat pembangunan daerah penghasil jeruk ini.
Peletakan batu pertama dilakukan pada 4 November 2023, dihadiri Bobby Nasution yang saat itu menjabat Wali Kota Medan dan merupakan menantu Jokowi. Ketua panitia pembangunan Juma Jokowi, Adil Sebayang mengatakan, pembangunan patung butuh biaya Rp 2,5 miliar. Biaya itu dikumpulkan oleh warga Liang Melas Datas sejak akhir tahun 2021.
Targetnya, pengerjaan selesai pada Februari 2024, seiring selesainya pengerjaan jalan. Tetapi target tersebut meleset, patung selesai pada 16 Mei 2025.
"Pembangunan patung sudah 100 persen, untuk taman seluas 2 hektare baru selesai 75 persen. Akan ditanami jeruk dan buah, kami sebut amfiteater. Semoga tempat ini menjadi agrowisata, tujuan wisata. Kami akan hidupkan UMKM seluruh LMD," kata Kepala Desa Kutambelin Efranda kembaren di lokasi Juma Jokowi, Jumat petang 16 Mei 2024.
Baca selengkapnya di sini.
Rekam Jejak Budi Gunadi Sadikin dan Pernyataan Kontroversinya
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sedang menjadi sorotan publik setelah mengeluarkan pernyataan yang dianggap kontroversial. Menteri Kesehatan di era Joko Widodo dan Prabowo Subianto tersebut menyatakan besaran gaji juga bisa menjadi tolak ukur kepintaran dan kesehatan seseorang.
"Kalau dia enggak sehat dan pintar tidak mungkin gajinya Rp 15 juta, pasti Rp 5 juta," kata Budi Gunadi dalam sebuah dalam sebuah forum diskusi tentang Visi Kesehatan Era Prabowo di Jakarta, Sabtu, 17 Mei 2025. "Nah sekarang tantangannya gimana caranya menaikan dari Rp 5 juta ke 15 juta di 2045."
Nama Budi Gunadi Sadikin mencuat setelah ia ditunjuk oleh Joko Widodo untuk menjadi Menteri Kesehatan pada 23 Desember 2020. Ia didapuk untuk menggantikan tugas Terawan Agus Putranto. Sebelum menjadi Menkes, Budi mengemban tugas menjadi Ketua Satgas Covid-19, Komite Penanganan Covid-19, dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Budi adalah sosok yang tidak memiliki latar belakang dunia kesehatan. Ia menuntaskan pendidikan sarjananya di bidang fisika nuklir di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1988. Meskipun gelar akademiknya lebih mengarah ke bidang ilmu sains dan teknologi (saintek), dia justru mengumpulkan berbagai pengalaman berkarier di sektor ekonomi dan perbankan.
Budi Gunadi mengawali perjalanan kariernya sebagai Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Selanjutnya, dia tetap bekerja di IBM, tetapi di kantor Indonesia, dengan jabatan terakhir yang dipegang adalah Systems Integration & Professional Services Manager hingga 1994.
Baca selengkapnya di sini.
Mengingat Kembali Tuntutan Mahasiswa di Era Reformasi
Pada 21 Mei 2025 bertepatan dengan 27 tahun reformasi. Amnesty Internasional Indonesia menyebut, peringatan 27 tahun reformasi diwarnai oleh banyaknya erosi hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan melalui pengabaiam dan pengulangan kasus pelanggaran HAM.
Pada Mei 1998, mahasiswa turun ke jalan menuntut reformasi. Mahasiswa pada masa itu menjadi salah satu kelompok paling vokal dalam menyuarakan tuntutan perubahan. Ada sejumlah tuntutan disampaikan oleh mahasiswa saat itu di antaranya mendesak dilakukannya reformasi politik secara menyeluruh, mencakup perombakan sistem pemerintahan dan arah pembangunan nasional, pemberantasan praktik korupsi dan nepotisme (KKN), pemulihan prinsip-prinsip demokrasi, serta perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Baca selengkapnya di sini.
Fakta-Fakta Sekolah Unggulan Garuda yang Digagas Prabowo
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) akan membangun sekolah menengah atas (SMA) unggulan khusus untuk siswa yang memiliki prestasi di atas rata-rata berdasarkan penilaian tertentu. Program pendidikan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto itu diberi nama Sekolah Unggulan Garuda.
Wakil Menteri Diktisaintek Stella Crishtie mengatakan sekolah ini bertujuan mempercepat peningkatan pendidikan berbasis sains dan teknologi di Indonesia. Nantinya, kata dia, pemerintah akan membiayai sebanyak 80 persen dari total peserta didik, yakni 160 siswa per angkatan. Sementara 20 persen pelajar lainnya akan dikenakan biaya.
Stella belum mengungkap nominal biaya yang akan dikenakan pada siswa dengan biaya mandiri. Namun dia menyebutkan dapat dipastikan skema ini dipilih dengan mempertimbangkan aspek keadilan dan efisiensi.
Baca selengkapnya di sini
Sapto Yunus, Mei Leandha, Ananda Ridho Sulistya, dan Intan Wahyuningtyas berkontribusi dalam penulisan artikel ini.