TEMPO.CO, Banyuwangi - Gunung Raung mengalami erupsi, Kamis pagi, 13 Maret 2025. Semburan abunya yang setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak atau kurang lebih 4832 meter di atas permukaan laut dikabarkan tidak berdampak pada Bandara Banyuwangi.
General Manager Bandara Banyuwangi Johan Seno Acton mengatakan, erupsi Gunung Raung tidak berdampak pada Bandara Banyuwangi yang berlokasi Desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari. "Betul, kami sudah terima informasi erupsi Gunung Raung, tapi memang tidak ada kendala di operasi Bandara Banyuwang," ujar Johan kepada Tempo, Kamis 13 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pihak bandara juga tidak melakukan papertest untuk melihat dampak dari sebaran debu vulkanik. "Tidak ada (paper test), karena kami melihatnya belum mengarah ke bandara untuk debu vulkaniknya," ujarnya menambahkan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG mengeluarkan peringatan bagi penerbangan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) dengan kode warna oranye, menyusul erupsi Gunung Raung, Kamis, 13 Maret 2024. Erupsi gunung api dengan ketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut itu disertai semburan abu vulkanik setinggi 1.500 meter di atas puncak. Status oranye pada VONA mengindikasikan adanya potensi erupsi dan meminta maskapai penerbangan untuk semakin waspada.
Gunung Raung terakhir dikabarkan erupsi pada 24 Desember 2024 lalu. Ketinggian kolom letusannya waktu itu adalah hingga 2.000 meter di atas puncak. Waktu itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid mengatakan kejadian erupsi Gunung Raung adalah hal yang wajar, mengingat tingkat aktivitas Raung saat ini adalah Level II (Waspada) dengan aktivitas fluktuatif dan potensi terjadi erupsi sewaktu-waktu.
Produk erupsi Raung saat ini sebarannya terbatas di sekitar kawah/puncak terutama untuk lontaran batu (pijar) kecuali hujan abu vulkanik yang bisa turun di daerah-daerah tertentu sesuai dengan arah dan kecepatan angin.
Erupsi Gunung Raung
Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Raung dilaporkan kembali mengalami erupsi, Kamis pagi, 13 Maret 2025. Ketinggian kolom letusannya teramati kurang lebih 1.500 meter di atas puncak atau kurang lebih 4832 meter di atas permukaan laut.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Raung, Burhan Alethea dalam laporannya menyebutkan erupsi terjadi pada Kamis pagi ini sekitar pukul 06.59 WIB. "Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut," kata Burhan dalam laporan tertulisnya, Kamis, 13 Maret 2025.
Hasil pengamatan kegempaan Pos PGA Raung selama 24 jam terakhir hingga Kamis dini hari tadi menyebutkan adanya 2 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 31-37 detik. Terekam juga 9 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 2-32 mm, S-P 11-52 detik dan lama gempa 49-130 detik. Selain ini tercatat 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-1 mm, dominan 0.5 mm.
Gunung Raung mencakup tiga wilayah kabupaten yakni Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso. Ketika terjadi erupsi, wilayah terdekat yang terdampak langsung adalah tiga wilayah kabupaten itu.
Informasi yang dihimpun Tempo menyebutkan ada tujuh kecamatan di Bondowoso masuk kawasan rawan bencana. Tujuh kecamatan itu yakni, Sempol (Ijen), Sumberwringin, Sukosari, Tapen, Wonosari, Tlogosari, dan Pujer.
Di Kabupaten Banyuwangi ada empat kecamatan yang masuk dalam kawasan rawan bencana erupsi Raung, yakni Songgon, Sempu, Glenmore dan Kalibaru. Sedangkan di Kabupaten Jember, ada tiga kecamatan yang masuk dalam kawasan rawan bencana erupsi Raung yakni Silo, Sumberjambe, dan Ledokombo.
Pilihan editor: