1 hour ago
5
BPKH melakukan penandatanganan dua Nota Kesepahaman (MoU) dengan RUA AlHaram AlMakki Company.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memperluas keterlibatan Indonesia dalam ekosistem haji global melalui penandatanganan dua Nota Kesepahaman (MoU) dengan RUA AlHaram AlMakki Company, pengembang utama yang sepenuhnya dimiliki Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi. Kolaborasi ini membuka peluang investasi strategis di kawasan King Salman Gate, salah satu proyek besar di sekitar Masjidil Haram yang dikembangkan untuk meningkatkan layanan dan kenyamanan jamaah haji dan umrah.
MoU pertama mencakup penjajakan investasi dalam pengembangan properti, akuisisi lahan, serta partisipasi dalam produk investasi syariah berkelanjutan di area lebih dari 12 juta meter persegi. Proyek tersebut ditujukan menyediakan infrastruktur kelas dunia, meningkatkan akses, dan memperluas fasilitas jamaah dengan tetap menjaga nilai-nilai kota suci Makkah.
MoU kedua berfokus pada kemitraan di sektor food and beverage (F&B) untuk menghadirkan ragam kuliner yang mencerminkan keragaman umat Islam, sekaligus membuka peluang usaha bagi pelaku lokal maupun internasional.
Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah mengatakan kerja sama ini menjadi langkah strategis bagi Indonesia untuk berkontribusi langsung pada pengembangan kawasan Masjidil Haram.
“Kerja sama penjajakan investasi dengan RUA AlHaram AlMakki Company merupakan peluang penting bagi BPKH untuk berkontribusi langsung pada pengembangan kawasan di sekitar Masjidil Haram yang sangat dekat dengan kebutuhan jamaah haji,” ujarnya.
Fadlul menambahkan kemitraan ini sejalan dengan upaya memperkuat kolaborasi global serta memperluas inovasi layanan bagi jamaah Indonesia.
BPKH menilai keterlibatan dalam proyek King Salman Gate akan memberikan nilai tambah bagi jamaah sekaligus mendukung Pilgrim Experience Program dalam Vision 2030.
Kolaborasi dengan RUA AlHaram AlMakki turut memperkuat hubungan Indonesia–Arab Saudi dalam peningkatan layanan, infrastruktur, dan pemberdayaan pelaku usaha di kawasan Tanah Suci.
