TEMPO.CO, Jakarta - Kasus doping petenis Jannik Sinner telah menyedot banyak perhatian belakangan ini. Bagaimana tidak, ia adalah pemain nomor satu dunia saat ini dan baru saja mempertahankan gelar juara Australia Terbuka pada Januari 2025. Pemuda Italia itu juga menjadi sosok high profile di lapangan setelah dikontrak rumah mode papan atas Gucci.
Yang juga menjadi perhatian karena hukuman yang dijatuhkan padanya hanya tiga bulan setelah hasil tes pada Maret 2024 positif mengandung zat terlarang steroid anabolik Klostebol. Dikutip dari Sports Illustrated edisi 15 Februari 2025, Sinner mengaku zat itu didapat dengan tidak sengaja setelah fisioterapisnya, Giacomo Naldi, menyemprotkan obat mengandung Klostebol pada tangannya sebelum dipijat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Doping adalah hal terlarang dalam olahraga. Sayangnya, kasusnya tak pernah berhenti dari waktu ke waktu. Kasus doping biasanya identik dengan olahraga terukur seperti atletik dan renang, cabang angkat besi, dan beberapa cabang lain.
Meski tenis tak terlalu identik dengan tenis, bukan berarti tak ada kasus yang terjadi di olahraga raket ini. Beberapa nama besar, pemain top, bahkan pernah terjerat kasus penggunaan zat terlarang ini, sengaja maupun tidak. Belum lagi kasus-kasus pada para petenis tidak terkenal. Berikut beberapa nama petenis terkenal yang pernah tersandung doping, dikutip dari Wikipedia.
Putra
Andre Agassi (AS)
Mantan pemain nomor satu dunia ini positif menggunakan memfatamin, yang diakuinya berasal dari minuman penambah energi. Agassi dijatuhi hukuman tak boleh bertanding selama tiga bulan setelah invesitigasi dilakukan oleh Badan Antidoping Dunia (WADA) dan Asosiasi Tenis Profesional (ATP).
Richard Gasquet (Prancis)
Pada 2009, hasil tes petenis Prancis ini terbukti mengandung zat terlarang jenis kokain. Namun ia menyangkal menggunakannya dengan sengaja dan mengaku zat itu ia dapatkan setelah berciuman dengan seorang perempuan di klub malam di Miami, Amerika Serikat.
Marin Cilic (Kroasia)
Juara AS Terbuka 2014 ini tertangkap doping zat niketamida pada 2013. Zat itu biasa digunakan sebagai stimulan dan bisa mempengaruhi fungsi pernapasan melalui aliran darah dan oksigen. Cilic menyangkal telah sengaja mengonsumsi zat tersebut, yang terkandung pada obat yang dibelinya di apotek. Ia dihukum sembilan bulan, dan kemudian dikurangi jadi empat bulan.
Victor Troicki (Serbia)
Pada 2013, Troicki menolak tes darah wajib oleh Federasi Tenis Internasional (ITF). Ia mengaku sedang sakit dan fobia jarum. ITF menolak alasan itu dan menjatuhkan hukuman 18 bulan. Troicki pun mengajukan banding di Pengadilan Tinggi Olahraga (CAS) pada Oktober 2013 dan hukumannya dikurangi jadi 12 bulan.
Putri
Martina Hingis (Swiss)
Pada 2007, mantan ratu tenis ini positif mengonsumsi benzoilekgonin, zat yang terdapat pada kokain. ITF pun menghukumnya dua tahun tak boleh bertanding. Bandingnya ditolak ITF dan Hingis pun memutuskan gantung raket.
Maria Sharapova (Rusia)
Bintang lapangan ini gagal tes doping di Australia Terbuka 2016 dengan zat yang disebut meldonium dan biasa digunakan untuk penyakit jantung. Ia menyangkal telah sengaja menonsumsinya dan zat itu ada dalam obat yang diminumnya untuk gejala diabetes dan kekurangan magnesium. Menyusul investigasi CAS pada Oktober 2016, hukuman dua tahun dari ITF dikurangi menjadi 15 bulan.
Simona Halep (Rumania)
Mantan pemain nomor satu dunia ini dijatuhi hukuman hasil tes positif Roxadustat pada Oktober 2022, zat anti-anemia yang bisa merangsang produksi sel-sel darah merah. Halep dijatuhi hukuman empat tahun, banding ke CAS yang kemudian memangkas sembilan bulan hukumannya.
Iga Swiatek (Polandia)
Hasil tes mantan pemain nomor satu ini pada Agustus 2024 positif mengandung trimetazidin (TMZ). Ia mengatakan zat itu membantunya mudah tidur dan hanya dijatuhi hukuman ringan satu bulan.