TEMPO.CO, Jakarta - Autisme adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi cara seseorang berkomunikasi, berinteraksi, dan berperilaku. Mendiagnosis autisme sejak dini sangat penting karena dapat membantu anak mendapatkan perawatan yang tepat, yang bisa meningkatkan kemampuan sosial, kognitif, dan perilaku mereka.
Sayangnya, banyak anak yang terlambat didiagnosis sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengobatan yang lebih cepat. Namun, kini ada cara baru untuk mendeteksi autisme lebih awal, yaitu dengan mengamati pola gerakan mata anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cara Mendeteksi Autisme
Pada umumnya, autisme dideteksi melalui pengamatan terhadap perilaku anak. Ahli medis atau psikolog akan mengevaluasi kemampuan anak dalam berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, dan perilaku yang berulang-ulang.
Dilansir dari Psychology Today, psikolog biasanya menggunakan alat penilaian yang sudah distandardisasi, yang mengandalkan informasi dari orang tua atau pengasuh anak. Namun, cara ini tidak selalu cepat dan bisa sulit dilakukan, terutama jika gejala autisme tidak terlalu terlihat di awal.
Gejala autisme bisa muncul secara berbeda-beda pada setiap anak. Beberapa anak mungkin menunjukkan tanda-tanda autisme sejak usia sangat belia, namun ada juga yang baru terlihat saat mereka lebih besar. Oleh karena itu, diagnosis terlambat bisa menyebabkan anak-anak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan terapi yang sangat dibutuhkan di usia dini.
Mendeteksi Autisme Lewat Pengamatan Mata
Salah satu penemuan terbaru dalam penelitian autisme adalah pola gerakan mata anak. Anak-anak yang tidak memiliki autisme (neurotipikal) secara alami cenderung melihat wajah orang lain, terutama mata mereka. Ini penting untuk membangun hubungan sosial dan komunikasi. Sedangkan anak-anak dengan autisme biasanya menghindari kontak mata dan lebih fokus pada objek lain atau latar belakang.
Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pola penglihatan ini bisa terlihat sejak anak berusia 6 bulan, jauh sebelum tanda-tanda autisme lainnya muncul. Teknologi pelacakan mata kini memungkinkan para ahli untuk mengamati pola penglihatan anak-anak dengan cara yang lebih objektif dan akurat.
Dengan alat pelacakan mata, para peneliti dapat menganalisis bagaimana seorang anak melihat video atau gambar yang melibatkan interaksi sosial. Ini memberikan data yang lebih jelas mengenai apakah anak menunjukkan keterlibatan sosial atau tidak.
Usia Optimal Untuk Deteksi Dini
Teknologi pelacakan mata memungkinkan deteksi autisme sejak sangat dini, bahkan sejak usia 16 bulan. Ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode tradisional yang biasanya baru dilakukan saat anak berusia 4 atau 5 tahun.
Semakin cepat autisme terdeteksi, semakin cepat pula anak bisa mendapatkan intervensi atau terapi yang dibutuhkan. Terapi ini sangat penting karena dapat membantu anak-anak dengan autisme mengembangkan kemampuan berbicara, berinteraksi dengan orang lain, dan beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Selain itu, dengan teknologi pelacakan mata, kita juga bisa mengurangi ketidaksetaraan dalam diagnosis. Anak-anak dari keluarga yang kurang mampu atau yang tinggal di daerah terpencil sering kali terlambat didiagnosis.
Alat pelacakan mata memberikan cara yang lebih adil dan terstandarisasi untuk mendeteksi autisme, sehingga semua anak bisa mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan, tanpa memandang status sosial mereka.
Deteksi dini autisme dengan teknologi pelacakan mata membuka peluang baru untuk mendeteksi gangguan ini lebih cepat dan lebih akurat. Dengan mengetahui tanda-tanda autisme sejak usia dini, anak-anak bisa segera mendapatkan bantuan dan terapi yang mereka butuhkan.