Politeknik AI Milik Amien Rais Telah Dibuka, Siap Tampung sampai 300 Mahasiswa Tahun Ini

8 hours ago 11

TEMPO.CO, Yogyakarta - Politeknik Artificial Intelligence (AI) Budi Mulia Dua Yogyakarta mengumumkan mulai membuka penerimaan mahasiswa baru untuk kuliah perdana tahun ini. Politeknik AI ini berada di bawah naungan yayasan pendidikan yang didirikan oleh mantan Ketua Umum Muhammadiyah dan pernah menjadi Ketua MPR Amien Rais 38 tahun lalu.

Pengumuman penerimaan mahasiswa baru untuk tahun ajaran baru tahun ini dibuat setelah terbit surat keputusan (SK) izin pendirian kampus Politeknik AI itu. "Pertengahan tahun ini kami siap menerima mahasiswa baru," kata Tasniem Fauzia Rais, Ketua Yayasan Budi Mulia Dua, juga putri Amien Rais, Kamis 9 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tasniem mengungkapkan, Politeknik AI Budi Mulia Dua akan menawarkan tiga program studi unggulan: Kecerdasan Buatan dan Robotika, Sains Data Terapan, dan Rekayasa Keamanan Siber. Kurikulum yang diterapkan berfokus pada 70 persen praktik dan 30 persen teori.

Tasniem mengklaim saat ini telah terjalin kerja sama dengan sedikitnya 13 mitra industri dalam berbagai bidang terutama yang berfokus kepada pengembangan AI di Tanah Air.  "Dengan kerja sama industri itu, mahasiswa dapat mengembangkan produk yang siap dipasarkan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada, juga menambah pengalaman dan daya saing lulusan," tuturnya.

Tasniem mengungkap pendirian kampus itu berawal dari keprihatinan minimnya talenta digital di Indonesia. Dia membandingkan dengan Malaysia di mana setiap 1  juta penduduk terdapat 1.800 talenta digital berkemampuan tinggi. Begitu juga di India yang disebutnya memiliki perbandingan 1.200 talenta digital berkemampuan tinggi pada tiap 1 juta penduduknya. "Di Indonesia hanya terdapat 250 talenta digital tiap 1 juta manusia," ujar Tasniem.

Menurut Tasniem, Indonesia sangat mendesak membutuhkan ahli-ahli AI mengingat sudah banyak kasus kejahatan siber yang terjadi di Tanah Air belakangan ini. Ia menyebut salah satunya kasus ransomware yang menyerang bank BUMN serta bocornya data dari Pusat Data Nasional. "Padahal saat ini data diibaratkan sebagai new gold (tambang emas baru). Kebocoran data sama saja dengan pencurian atau perampokan," kata dia. 

Direktur Politeknik AI Budi Mulia Dua Ridho Rahmadi menuturkan kampus itu tak hanya berorientasi menjadi pusat riset AI. Namun juga pusat talenta AI, pusat bisnis AI, serta pusat komputasi dan data. "Kami punya misi dapat menginisiasi proyek-proyek prototipe," kata menantu Amien Rais itu.

Dia menunjuk diantaranya aplikasi percakapan bernama SANTUN, prototipe roket yang dinamakan ROS-13, serta sebuah kendaraan cerdas bernama VELOQU. "Kami targetkan ada sebanyak 30 inisiasi produk serta sebanyak 150 talenta AI berkualifikasi tinggi yang dihasilkan per tahun," kata Ridho.

Ridho menyadari, Politeknik AI Budi Mulia Dua lahir di tengah situasi yang tidak mudah. Apalagi saat ini tinggal kurang lebih empat bulan waktu tersisa untuk meyakinkan para orang tua agar mau mengirim anak-anaknya kuliah di kampus yang dipimpinnya tersebut.

"Jadi untuk saat ini target realistis kami menerima sebanyak 50 mahasiswa per prodi atau sebanyak total 150 mahasiwa," katanya sambil menambahkan, "Namun jika pun ada 300 mahasiswa yang diterima Insya Allah kami siap."

Pembina Yayasan Budi Mulia Dua Amien Rais menuturkan, gedung kampus itu awalnya ia bangun untuk mendirikan stasiun televisi swasta. Namun kemudian berbelok menjadi cikal bakal berdirinya perguruan tinggi. "Kami berharap, kampus ini bisa mencetak lulusan yang kompeten bidang AI," kata dia.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Setyabudi Indartono mengungkap, kampus itu menjadi perguruan tinggi swasta ke-100 yang ada di Yogyakarta. Setyabudi meminta kampus baru itu melakukan tata kelola perguruan tinggi serta menjaga ekosistem Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan baik. "Dari 100 perguruan tinggi swasta tersebut baru sembilan yang berstatus unggul, sedangkan dari 750-an prodi yang ada saat ini baru 171 yang unggul," katanya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |