Profil Tools for Humanity, Pengembang Worldcoin dan WorldID yang Dipanggil Komdigi

6 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah memanggil perwakilan pengembang Worldcoin dan WorldID, Tools for Humanity (TFH) pada Rabu, 7 Mei 2025. Pemanggilan berkaitan dengan penghentian sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TPDSE) layanan kripto tersebut, lantaran adanya aktivitas pemindaian (scan) retina mata masyarakat.

“Untuk meminta penjelasan mendalam atas berbagai aspek operasional dan kepatuhan hukum atas layanan World App, Worldcoin, dan WorldID,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi Alexander Sabar di Jakarta, Jumat, 9 Mei 2025. Lantas, seperti apa profil Tools for Humanity? 

Profil Tools for Humanity

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tools for Humanity merupakan perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Didirikan pada 2019 oleh Alex Blania dan Sam Altman (Chief Executive Officer atau CEO OpenAI, pengembang ChatGPT), perusahaan tersebut berkantor pusat di San Fransisco, California, Amerika Serikat, dan Munich, Jerman. 

Tools for Humanity mengklaim sebagai rumah bagi lebih dari 400 pengembang, insinyur, ilmuwan, pekerja kreatif, desainer, ekonom, dan berbagai pakar lainnya. Selain Worldcoin dan WorldID, Tools for Humanity juga mengembangkan aplikasi World App, dan alat pemindai mata, yang disebut sebagai Orb.

Menurut Tracxn, Tools for Humanity telah mengumpulkan total dana sebesar US$ 194 juta atau sekitar Rp 3,14 triliun (asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS) dari tiga putaran. Pendanaan tahap pertama dilakukan pada 12 Februari 2021 (seri A), sedangkan pendanaan kedua adalah putaran seri B pada 11 Maret 2022 sebesar US$ 72,3 juta. 

Pendanaan terakhir adalah putaran seri C pada 12 April 2023 sebesar US$ 115 juta. Adapun investor Tools for Humanity, yaitu Blockchain Capital, a16z, dan Bain Capital. 

Luncurkan Teknologi Pembeda Manusia dengan AI

Diketahui, Tools for Humanity pernah meluncurkan teknologi bernama Proof of Human di Indonesia melalui platform World. Teknologi itu diklaim mampu membedakan manusia asli dengan identitas AI. 

General Manager Tools for Humanity Indonesia Wafa Taftazani mengatakan bahwa Proof of Human menjadi langkah strategis dalam memperkuat keamanan digital dan verifikasi anti-robot di tanah air. 

“World ini adalah sebuah sistem yang bisa memastikan kita semua manusia, bisa membuktikan kalau diri kita memang manusia. Di website, aplikasi, dunia online, tanpa kita harus membagikan data pribadi kita,” ucap Wafa dalam sesi peluncuran di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025. 

Chief Information Security Officer Tools for Humanity Adrian Ludwig menambahkan bahwa di era digital seperti sekarang, memastikan seseorang benar-benar manusia adalah hal penting. Pasalnya, lanjut dia, maraknya AI semakin meningkatkan berbagai jenis ancaman, seperti pencurian identitas, deepfake, hingga serangan jarak jauh berbasis AI. 

“Di sinilah World hadir menawarkan metode verifikasi yang memastikan bahwa aktivitas online tetap aman dan hanya diakses oleh manusia asli,” ujar Adrian. 

Annisa Febiola dan Defara Dhanya berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 
Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |