Eks Pegawai Justin Baldoni Keluhkan Budaya Kerja di Wayfarer Studios

1 day ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah mantan pegawai Wayfarer Studios, perusahaan produksi milik aktor Justin Baldoni, membagikan pengalaman mereka selama bekerja di sana. Dalam laporan Los Angeles Times yang terbit pada 5 Maret 2025, seorang mantan pegawai menyebut bahwa suasana kerja di Wayfarer dipenuhi dengan ‘positivitas beracun’ atau toxic positivity.

slot-iklan-300x600

“Itu adalah kebahagiaan yang dipaksakan terus-menerus—saya akan menyebutnya toxic positivity,” kata seorang mantan staf Wayfarer kepada Los Angeles Times. “Saya selalu sedikit curiga dengan orang-orang yang mengiklankan diri mereka sebagai pengganggu status quo atau ‘orang baik’. Itu terasa palsu,” ungkapnya menambahkan.

Tanggapan Wayfarer Studios dan Justin Baldoni

Menanggapi laporan itu, perwakilan Baldoni dan Wayfarer membantah ada masalah dalam budaya kerja mereka. “Tidak pernah ada keluhan yang dilaporkan mengenai budaya tempat kerja atau isu nilai-nilai pendirinya,” kata juru bicara perusahaan kepada US Weekly pada hari yang sama. 

Ia menambahkan bahwa jika ada arahan bagi karyawan dalam berkomunikasi secara tertulis, itu hanya untuk memastikan aktivitas mereka tetap profesional dan sesuai dengan etos perusahaan. Wayfarer, kata juru bicara mereka, percaya bahwa kebahagiaan dan energi positif adalah inti dari pekerjaan yang baik.

Pengaruh Ajaran Baha’i di Kantor

Beberapa mantan pegawai juga menyoroti pengaruh ajaran Baha’i dalam budaya kerja Wayfarer. Agama yang lahir pada abad ke-19 itu menekankan kesatuan umat manusia dan penghapusan prasangka. “Ada aspek penginjilan dalam cara Justin berbicara tentang keyakinannya yang, menurut saya, terasa tidak profesional,” kata seorang mantan pegawai kepada Los Angeles Times.

Pengaruh ini, menurut laporan yang sama, semakin terasa setelah perusahaan investasi 4S Bay Partners yang berbasis di Chicago mengakuisisi sebagian besar saham Wayfarer Entertainment. Pemiliknya, Steve Sarowitz, adalah seorang mualaf Baha’i. “Nilai-nilai Baha’i menjadi pendorong utama di balik semua yang mereka lakukan,” kata seorang mantan pegawai lainnya. “Itu sering muncul dalam diskusi. Sebagai anggota baru Baha’i, Steve ingin membicarakannya sepanjang waktu,” ungkapnya.

Menanggapi sorotan ini, juru bicara Wayfarer menegaskan bahwa meskipun pendiri perusahaan beragama Baha’i, sebagian besar pemimpin senior dan stafnya bukan penganut. “Semua proyek Wayfarer berakar pada keyakinan dari berbagai latar belakang agama,” kata dia. Ia menekankan, karyawan diberikan kebebasan untuk merayakan dan menjalankan keyakinan masing-masing sesuai dengan cara mereka sendiri.

Perhatian terhadap kehidupan pribadi dan profesional Baldoni semakin besar sejak Desember 2024, ketika aktris Blake Lively mengajukan gugatan hukum terhadapnya. Dalam dokumen pengadilan, Lively menuduh Baldoni melakukan pelecehan seksual selama proses syuting film It Ends with Us. Hingga awal 2025, keduanya masih saling lempar gugatan. Kasus ini dipastikan akan berlanjut ke pengadilan. Lively dan Baldoni dijadwalkan menghadiri sidang pertama pada 9 Maret 2026.

LOS ANGELES TIMES | US WEEKLY

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |