Fakta-Fakta Bocah 5 Tahun Terkena Peluru Nyasar di Cengkareng

2 weeks ago 26

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang bocah berusia lima tahun menjadi korban peluru nyasar di kawasan Jalan Utama 2 RT 04 RW 03 Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Insiden ini terjadi pada Selasa malam, 11 Februari 2025, saat korban sedang tidur bersama orang tuanya di bengkel sepeda yang sekaligus menjadi rumah mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi menyebut polisi saat ini sedang menyelidiki dari mana asal peluru yang membuat korban berinisial M itu mengalami luka di bagian lututnya. “Iya benar ada peristiwa itu. Korban adalah anak berinisial M,” kata Ade Ary melalui keterangan resminya pada Kamis, 13 Februari 2025.

Menurut ayah korban, Elmanto (45 tahun), insiden itu mengakibatkan anaknya mendapatkan tiga jahitan di lutut. M juga tidak dapat bersekolah di taman kanak-kanak selama beberapa hari ke depan. "Jadi enggak masuk sekolah dulu. Karena harus istirahat dan enggak boleh lari-larian dulu," kata Elmanto.

Berikut fakta-fakta mengenai bocah 5 tahun yang terkena peluru nyasar di Cengkareng tersebut.

Kronologi Bocah Terkena Peluru Nyasar

Menurut Elmanto, kejadian peluru nyasar yang mengenai anaknya bermula saat dia mendengar dentuman suara disusul plafon kamarnya yang berlubang. Peristiwa itu berlangsung pada pukul 22.15 WIB.

"Selang beberapa detik, anak saya menangis. istri saya nanya, kenapa, kenapa? Anak saya nangis terus sakit, sakit," kata Elmanto saat ditemui Tempo di rumahnya di Jalan Utama II Cengkareng, Jakarta Barat pada Ahad, 16 Februari 2025.

Karena terus menangis merintih kesakitan, Elmanto dan istri langsung membuka selimut yang menutupi kaki M. "Pas kami buka selimutnya, itu lututnya udah berlumuran darah lumayan banyak," ucap dia.

Elmanto dan istri langsung membawa M ke rumah sakit terdekat. M lalu mendapat tiga jahitan akibat luka di bagian lutut. Kemudian setelah tiba kembali di rumah, Elmanto dan istri langsung mencari peluru yang mengenai lutut anaknya itu, dan menemukan di seberang kasur. "Pelurunya langsung mental, enggak nembus," katanya.

Polisi Amankan Peluru yang Nyasar

Peluru yang mengenai lulut M, menurut Elmanto berwarna keemasan, dengan panjang seruas jari kelingking dewasa. Setelah itu, Elmanto pun langsung melaporkan kejadian ini kepada ketua rukun tetangga (RT).

Ketua RT langsung menghubungi Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas). "Besoknya langsung dari Polsek Cengkareng, ada lagi dari Polres Jakarta Barat datang," tuturnya. 

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary, polisi sudah menerima keterangan dari orang tua korban dan Ketua RT setempat untuk pengumpulan barang bukti penyelidikan. Satu unit peluru yang mencederai lutut kaki sebelah kiri korban juga telah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Puslabfor Mabes Polri Lakukan Olah TKP

Pusat Laboratorium Forensik (Labfor) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi bocah laki-laki yang terkena peluru nyasar di Cengkareng tersebut.

Juwita (40 tahun), ibu kandung dari M, menyampaikan jika tim puslabfor Mabes Polri sudah menyambangi kediamannya pada Kamis,13 Februari 2025. Menurutnya, jumlah anggota tim puslabfor yang melakukan olah TKP berjumlah lebih dari 10 orang.

"Dua hari setelah kejadian, dari puslabfor ke rumah saya. Mereka liat itu plafon yang bolong, cek-cek, olah TKP, terus kamar saya dipasang police line juga," katanya saat ditemui Tempo di kediamannya pada Ahad, 16 Februari 2025.

Tetangga Korban Tidak Dengar Suara Gaduh Saat Kejadian

Juwita mengaku tidak menyangka jika anaknya bisa terkena tembakan peluru. Sebab selama 10 tahun dia tinggal di daerah Cengkareng, tidak pernah ada kejadian suara gaduh. "Saya juga enggak tahu itu suara dari mana, orang enggak ada yang ngeh juga, tiba-tiba aja gitu anak saya kena peluru. Untung enggak sampai tembus pelurunya," ucap dia. 

Suaminya, Elmanto, sudah menanyakan kepada penjual jus yang berlokasi dekat dengan rumahnya. Saat kejadian, penjual itu sedang berjualan hingga pagi hari. Namun, tidak ada yang mendengar ada suara gaduh atau suara teriakan. 

"Saya juga udah nanya ke tukang jus yang waktu itu dia jualan dari malam sampai pagi. Dia juga bilang enggak denger apa-apa dan kaget juga anak saya kena peluru," kata Elmanto. 

Baik Juwita dan Elmanto berharap kejadian tembak peluru nyasar ini tidak terjadi lagi, karena bisa membahayakan nyawa seseorang yang tidak bersalah, terlebih jika menyasar kepada anak-anak. "Kita kan enggak tau ya siapa pelakunya karena saksi juga minim dan enggak ada CCTV juga. Tapi mudah-mudahan bisa ketangkep siapa yang nembak peluru ke kaki anak saya," tutur Juwita. 

Alif Ilham Fajriadi | Advist Khoirunikmah berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |