Gempa 6,5 M Sumenep Bikin Korban Makin Terhimpit Reruntuhan Ponpes

1 hour ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah Sumenep, Jawa Timur, Senin (30/9) malam, berdampak ke reruntuhan bangunan musala ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer menyatakan dampak gempa itu membuat celah tempat korban terjebak semakin menyempit.

"Sebelum kegempaan posisi bordes (garis batas celah) kurang lebih sekitar 15 cm dari surface atau dari lantai. Dengan posisi korban masih bisa bisa menggerakkan kepala. Namun setelah pasca kegempaan semalam, posisi Bordes turun signifikan. Kurang lebih 10 cm," kata Emi saat konferensi pers di Posko SAR Gabungan, Sidoarjo, Rabu (1/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menyempitnya celah reruntuhan itu, Emi mengatakan kondisi korban yang terjebak tentu makin terhimpit dan tertekan material.

"Sekarang kita bayangkan berapa diameter lingkar kepala untuk anak usia rata-rata remaja. Ini kurang lebih sekitar 10 sampai 12 cm," ucapnya.

Emi menyatakan proses evakuasi saat ini terbilang sulit, apalagi dengan kondisi reruntuhan yang rentan bergoyang atau tak stabil, ditambah lagi dampak gempa semalam.

"Nah, sehingga dengan ketinggian ini kami ingin memberikan gambaran bahwa complicated, kesulitan kami ini adalah bagaimana mempertahankan nyawa target tapi akses yang kita gunakan memang membutuhkan waktu yang lebih lama," ucapnya.

Emi mengatakan Tim SAR Gabungan tak kekurangan alat atau pun personel. Faktor terpenting ialah, memastikan proses evakuasi tetap aman bagi korban atau petugas.

"Karena kami tidak kekurangan peralatan seperti dilihat semua peralatan baik yang sifatnya pneumatic ataupun dia gas ataupun dia peralatan yang manual.
ada semua, 375 personil gabungan semua rata-rata membawa peralatan," ucapnya.

Faktor itu pula yang membuat sejumlah alat berat belum bisa digunakan dalam proses evakuasi. Kehati-hatian, kata dia, adalah faktor yang pong penting.

"Artinya kita tidak kekurangan peralatan. Namun kehati-hatian yang kita kedepankan untuk memberikan kesempatan seperti tadi Kabar sampaikan satu nyawa sangat berharga," ucapnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 6,5 mengguncang wilayah Sumenep, Jawa Timur, pada Senin (30/9) pukul 23.49 WIB.

Pusat gempa berada di laut pada koordinat 7,25 Lintang Selatan dan 114,22 Bujur Timur, atau sekitar 50 kilometer tenggara Sumenep. Gempa terjadi di kedalaman dangkal, yakni 11 kilometer di bawah permukaan laut.

Gempa itu terjadi ketika puluhan santri masih terjebak di balik reruntuhan Ponpes Sidoarjo.

Gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore.

Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Berdasarkan data sementara Kantor SAR Surabaya hingga Selasa (30/9) malam, terdapat 102 orang santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Diperkirakan masih ada 91 orang yang terjebak di reruntuhan.

(frd/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |