Harga Cabai Rawit Merah Rp 120 Ribu per Kg, Pedagang Ungkap Minim Pasokan saat Ramadan

20 hours ago 13

TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari kedua bulan Ramadan 1446 Hijriah harga cabai rawit terpantau melambung hingga Rp 120 ribu per kilogram. Menurut pedagang rempah-rempah di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh minimnya pasokan cabai dari tengkulak.

“Karena pengiriman kosong saja, peralihan ke bulan puasa, mungkin petani masih malas buat metik cabai,” kata Endang Sulistyowati yang menggelar lapak jualan di seberang Pasar Palmerah saat ditemui Tempo pada Ahad, 2 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Endang memprediksi para petani yang biasanya memetik cabai pada siang hari masih menyesuaikan jam kerja saat bulan puasa. “Jadi pengiriman ke sini terkendala,” katanya. Hari ini, Endang menjual cabai rawit merah seharga Rp 120 ribu per kilogram, sedangkan kemarin masih dijual dengan Rp 100 ribu per kg.

Endang menuturkan setiap hari ia biasa menyediakan 10 kg cabai rawit merah dan hari ini tersisa 2 kg yang masih harus dijual hingga pukul 12.00 WIB.

Tak jauh berbeda dari Endang, pedagang rempah-rempah di dalam Pasar Palmerah pun menaikkan harga cabai rawit merah karena kurangnya pasokan dari Pasar Induk Kramat Jati. Hari ini. Mulyani menjual setiap kilogram cabai rawit merah seharga Rp 110 ribu. “Ini kan lagi puasa. Para petani mungkin belum metik jadi barang kosong kali ya,” ucap Mulyani.

Dengan pasokan cabai rawit merah yang terbatas, Mulyani menilai para tengkulak bebas mengerek harga karena akan tetap dibeli oleh para pedagang. Sehingga mau tidak mau, Mulyani mengatakan, pedagang mengikuti dinamika harga pasar. “Masalahnya kalau barang kosong pasti mahal.”

Dampak kenaikan harga cabai rawit itu sangat dirasakan oleh Mulyani, karena pembeli secara otomatis menurunkan jumlah pembelian. Misalnya, yang biasa membeli 1 kilogram akan menurunkan menjadi separuh hingga seperempatnya.

Mulyani melayani pembeli yang ingin membeli cabai rawit dengan uang Rp 12 ribu. Mulyani lalu menyerahkan cabai rawit seberat satu ons. Ia menuruti berapa pun permintaan pembeli, termasuk dengan nominal Rp 5.000 demi menghabiskan stok 10 kg cabai rawit merah miliknya.

Menurut pengamatan Tempo saat mengunjungi warung Mulyani di dekat pintu Pasar Palmerah, seorang pembeli batal bertransaksi usai mendengar harga cabai rawit yang dipatok Rp 55 ribu per setengah kilogram.

“Kan pergi, enggak mau beli, padahal sudah mahal,” ucap Mulyani yang ditinggal pergi calon pembelinya. Ia menuturkan para pembeli mengeluhkan harga cabai yang terus meroket, terutama saat Ramadan seperti sekarang.   

Dari pantauan di Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata cabai rawit merah kemarin tembus Rp 84.142 per kg. Harga ini jauh melampaui harga acuan penjualan yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 40 ribu hingga Rp 57 ribu per kg. Pekan lalu, harganya masih Rp 67.135 per kg. Di Jakarta, menurut Informasi Pangan Jakarta, harga produk hortikultura ini bahkan melejit hingga Rp 106.919 per kg.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap, kenaikan harga cabai rawit merah saat ini disebabkan oleh kendala karena faktor musim hujan. Kurangnya pasokan mengakibatkan harga cabai rawit terus melejit.

"Kondisi cabai sekarang ini memang ada kendala karena faktor hujan. Petani kita tidak bisa petik, sehingga pasokan ke pasar tersendat," ujar Arief dalam keterangan resminya, Sabtu, 1 Maret 2025.

Selain stok yang menipis, kenaikan harga disebabkan proyeksi kebutuhan konsumsi cabai rawit yang akan naik 13,52 persen atau menjadi sekitar 85,2 ribu ton di Ramadan atau Maret 2025. Tapi Arief mengatakan kondisi ini tak akan berlangsung lama. Di pekan kedua dan ketiga bulan ini, ia mengatakan, pasokan akan kembali normal.

Han Revanda berkontribusi pada penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |