IDI Jabar Bicara Penyebab Siswa Keracunan MBG Alami Kejang

1 hour ago 5

Bandung, CNN Indonesia --

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat menjelaskan gejala kejang-kejang yang dialami sejumlah pelajar korban keracunan hidangan makan bergizi gratis (MBG) di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat.

Ketua IDI Jabar, dr Moh Luthfi mengatakan para siswa korban keracunan sangat mungkin mengalami gejala kejang. Dia menyebut gejala itu mengindikasikan siswa mengalami keracunan berat. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa saja, ya. Itu ada dua kemungkinan, dari sisi kuman dan dehidrasi. Biasanya, kalau berat memang bisa sampai kejang," kata dia, saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (1/10).

Luthfi menuturkan biasanya setelah penanganan medis, dengan pemberian terapi elektrolit dan penanganan dehidrasi sampai antibiotik, para korban keracunan dapat sembuh.

Namun pada kasus MBG, jika ada korban yang masih merasakan efek keracunan meski telah mendapat penanganan medis, hal itu perlu dilakukan investigasi mendalam.

"Kita tidak bisa menebak langsung. Perlu evaluasi untuk dilakukan investigasi mendalam lebih lanjut guna mengetahui penyebabnya. Contohnya dengan mengambil sampel muntahan (pasien)," katanya.

Luthfi pun menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan sebelum korban MBG mendapat penanganan medis.

Penanganan pertama yang perlu dilakukan pada keracunan dengan bawa ke tempat aman, longgarkan pakaian yang digunakan.

Kemudian, pastikan jalan nafas lancar, tidak tersedak oleh muntahan.

"Bisa diberikan oralit atau air gula garam sedikit demi sedikit untuk mengganti cairan yang hilang," ucapnya.

Lalu, lakukan identifikasi kesadaran dan tanda-tanda dehidrasi. Apabila ditemukan tanda- tanda berikut, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat," katanya.

Luthfi mengatakan IDI mendukung penuh program MBG. Namun katanya, perlu ada pengawasan terhadap kualitas makanan untuk mencegah keracunan.

"Kami mendukung program MBG. Namun quality control, perlu diperhatikan dampak negatif karena keracunan dan hal lainnya bisa dicegah dengan melibatkan organisasi, termasuk kami IDI. Intinya menekankan adanya quality control, itu masukan dari kami," kata dia.

(csr/wis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |