Indonesia Perkuat Penetrasi Ekspor ke China

3 hours ago 14

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI — Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia (RI) memperkuat penetrasi ekspor nasional ke pasar China melalui partisipasi dalam China International Import Expo (CIIE) ke-8 yang digelar di Shanghai, pada 5—10 November 2025. Ajang tersebut menjadi salah satu jalur strategis untuk memperluas akses produk unggulan, sekaligus memperkuat citra sebagai mitra dagang andal di Asia Timur.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi, mengatakan keikutsertaan Indonesia dalam CIIE menjadi momentum penting untuk memperdalam penetrasi ekspor ke pasar China yang terus tumbuh dinamis.

“CIIE menjadi platform penting untuk memperkenalkan keunggulan produk kita secara langsung kepada konsumen dan mitra bisnis China. Melalui Paviliun Indonesia, kami ingin menegaskan produk Indonesia berkualitas tinggi sekaligus mengusung nilai budaya, keberlanjutan, dan inovasi,” kata Puntodewi dalam keterangannya, dikutip pada Ahad (9/11/2025).

Paviliun Indonesia resmi dibuka oleh Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun, pada Rabu (5/11/2025). Hadir pula Konsul Jenderal RI di Shanghai, Berlianto Situngkir; Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Shanghai, Adhi Kusuma Yudha Halim; serta Kepala Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Beijing, Rizaldi Indra Janu.

Indonesia konsisten berpartisipasi dalam CIIE sejak 2018. Partisipasi tersebut menjadi wujud komitmen Indonesia memperkuat kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi dengan China. Tahun ini, sepuluh perusahaan nasional menampilkan beragam produk unggulan ekspor, mulai dari kopi, mi instan, makanan ringan, sarang burung walet, hingga produk khas Nusantara lainnya.

Puntodewi menambahkan, optimalisasi pameran internasional seperti CIIE berperan penting untuk memperkuat jejaring bisnis dan memperluas pasar ekspor bernilai tambah.

“Partisipasi Indonesia di CIIE 2025 diharapkan menjadi tonggak dalam meningkatkan penetrasi ekspor, khususnya pada sektor pertanian dan olahan makanan. Ini bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra dagang utama China di kawasan ASEAN,” ujarnya.

Selain di pameran utama, Indonesia juga berpartisipasi dalam The Second International Durian Industry Innovation and Development Summit Forum. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari strategi memperluas ekspor durian Indonesia yang semakin digemari konsumen China, sekaligus memperkokoh posisi sebagai pemasok utama buah tropis di negeri itu.

“Dengan potensi besar di sektor pertanian, makanan olahan, dan produk khas Nusantara yang berdaya saing tinggi, partisipasi Indonesia di CIIE 2025 merupakan langkah nyata mendukung target peningkatan nilai ekspor nonmigas ke China,” tutur Puntodewi.

Data Kemendag mencatat, total perdagangan Indonesia–China pada periode Januari–September 2025 mencapai 110,65 miliar dolar AS, naik 13 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 97,07 miliar dolar AS. Sepanjang 2024, nilai perdagangan kedua negara tercatat 136,59 miliar dolar AS dengan ekspor Indonesia 62,74 miliar dolar AS dan impor 73,85 miliar dolar AS.

Ekspor utama Indonesia ke China meliputi besi dan baja, bahan bakar mineral, nikel, lemak dan minyak nabati, serta bubur kayu. Adapun impor utama berasal dari mesin mekanik, peralatan listrik, besi baja, plastik, serta kendaraan dan komponennya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |