Kandidat Dirjen UNESCO Soroti Keberagaman Warisan Budaya Indonesia

17 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta -Kandidat Direktur Jenderal Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) Khaled el-Enany menyoroti peran Indonesia yang memberikan warisan budaya bagi dunia. Profesor Egiptologi Helwan University itu memuji keragaman warisan budaya yang dimiliki Indonesia.

"Indonesia memiliki tempat khusus dalam visi saya untuk UNESCO, karena menggambarkan apa yang diperjuangkan organisasi kami," kata Khaled kepada Tempo di rumah dinas Kedutaan Besar Mesir, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mantan Menteri Pariwisata dan Peninggalan Purbakala Mesir itu menuturkan bahwa Indonesia memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya bersatu dalam keberagaman.

Khaled mengatakan bahwa semboyan itu mencerminkan misi utama UNESCO untuk membina persatuan melalui penghormatan terhadap keberagaman budaya.

"Dengan lebih dari 600 kelompok etnis dan lebih dari 700 bahasa daerah, keragaman identitas Indonesia yang semarak menunjukkan potensi luar biasa dari pluralisme budaya," ujarnya. 

Secara khusus, dia bahkan mengaku kagum dengan kehadiran Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta. Menurut dia, jembatan itu menggambarkan komitmen negara untuk mendukung umat beragama hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati.

Lebih lanjut, Khaled menuturkan bahwa kekayaan nilai dan tradisi ini belum mendapatkan pengakuan dan visibilitas global yang layak dalam kerangka UNESCO.

Dia memimpikan peningkatan yang tidak hanya berupa peningkatan jumlah prasasti, melainkan juga keterlibatan dan dukungan yang lebih mendalam terhadap warisan budaya. 

"Situs warisan budaya seharusnya tidak hanya menjadi label atau simbol status; situs warisan budaya harus berfungsi sebagai warisan yang hidup—alat untuk pendidikan, keterlibatan masyarakat, dan pemahaman antarbudaya," tuturnya. 

Khaled memandang Indonesia sebagai negara tujuan wisata global terkemuka. Oleh sebab itu, dia mendorong agar Indonesia mempromosikan wisata budaya dengan cermat. Dia juga mendukung penyelarasan pembangunan ekonomi dengan perlindungan warisan budaya, identitas lokal, dan kohesi sosial. 

"UNESCO harus membimbing dan mendukung negara-negara dalam mengembangkan strategi pariwisata berkelanjutan, dengan hati-hati menyeimbangkan peluang ekonomi dengan pelestarian keaslian, keanekaragaman hayati, dan ekosistem yang rapuh," tutur dia. 

Adapun Khaled tiba di Indonesia pada Selasa, 6 Mei 2025. Lawatan itu menjadi bagian dari kampanye Khaled yang kini menjadi kandidat direktur jenderal UNESCO. Dia juga diagendakan akan menemui sejumlah menteri Indonesia, salah satunya Menteri Kebudayaan Fadli Zon. 

Khaled menuturkan bahwa dia telah mengunjungi puluhan negara untuk memperkenalkan program-programnya ke seluruh dunia.

Sepanjang perjalanan itu, dia juga mengaku telah menyimak berbagai aspirasi tentang pendidikan, sains, dan kebudayaan dari berbagai komunitas masyarakat internasional.

Adapun pemilihan pemimpin baru UNESCO akan digelar pada Oktober mendatang. 

"Saya telah berkeliling dunia untuk mendengarkan orang-orang. Saya ingin belajar dari mereka," katanya. 

Dilansir dari The African Report, Khaled, 53 tahun, lahir dan tumbuh di distrik Roda, sebuah pulau permukiman di Sungai Nil di ibu kota Mesir. Dia merupakan putra insinyur dan guru bahasa Prancis. 

Sebelum menjadi ahli Mesir Kuno, Khaled memulai kariernya sebagai pemandu wisata. Setelah memperoleh gelar sarjana, Khaled memutuskan untuk melanjutkan studinya, dengan gelar master dalam bidang Egyptologi di Universitas Helwan, Mesir, pada tahun 1996 dan gelar doktor dalam bidang Egyptologi di Universitas Montpellier III, Prancis pada 1997-2001. 

Khaled akhirnya bergabung dengan Institut Arkeologi Oriental Prancis yang terkenal di Kairo pada tahun 2002 sebagai rekan peneliti dan anggota dewan administratif dan ilmiah.

Sebagai anggota kehormatan Masyarakat Mesir Kuno Prancis dan Institut Arkeologi Jerman, ia diangkat menjadi direktur jenderal Museum Nasional Peradaban Mesir pada 2014, dan kemudian Museum Mesir di Kairo pada 2015-2016.

Khaled kemudian menjadi menteri peninggalan purbakala dari 2016 hingga 2019, dan kemudian menteri pariwisata dari 2019 hingga 2022.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |