Kinerja Penjualan Ritel Oktober 2025 Tumbuh Lebih Tinggi

9 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Bank Indonesia (BI) mencatatkan kinerja penjualan eceran atau ritel pada Oktober 2025 yang tumbuh positif. Hal itu diantaranya didorong oleh sektor rekreasi dan makanan-minuman. 

“Pada Oktober 2025, IPR (Indeks Penjualan Riil) secara tahunan tumbuh sebesar 4,3 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan IPR bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen (yoy),” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Rabu (10/12/2025). 

Denny mengatakan, pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh peningkatan penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi  serta makanan, minuman, dan tembakau. 

“Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 0,6 persen (mtm), yang juga dipengaruhi oleh permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal didukung oleh kelancaran distribusi,” terangnya. 

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran pada November 2025 akan mengalami peningkatan. IPR November 2025 diprediksi tumbuh sebesar 5,9 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 4,3 persen (yoy).

Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan mayoritas kelompok, terutama perlengkapan rumah tangga lainnya, barang budaya dan rekreasi, suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau. Secara bulanan, penjualan eceran pada November 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 1,1 persen (mtm), seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. 

Adapun, dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan yang akan datang, yaitu Januari 2026 diperkirakan meningkat, sementara pada enam bulan yang akan datang, yaitu April 2026 diperkirakan menurun. Hal itu tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2026 yang tercatat sebesar 163,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 157,2 pada periode sebelumnya didorong oleh ekspektasi kenaikan harga bahan baku, upah, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan permintaan menjelang periode Ramadan 1447 H. 

Sementara itu, IEH April 2026 tercatat sebesar 161,7, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 172,5 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idulfitri.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |