Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik saat Menteri Luar Negeri AS Kunjungan Kerja ke Seoul

1 day ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menilai uji coba rudal Korea Utara yang dilakukan selama kunjungan kerjanya ke Seoul pada Senin, 6 Januari 2025 merupakan pengingat akan perlunya memperdalam kerja sama Washington dengan Korea Selatan dan Jepang untuk menghalangi Pyongyang yang semakin berani.

"Peluncuran hari ini hanyalah pengingat bagi kami semua tentang betapa pentingnya kerja sama kami," kata Blinken dalam konferensi pers pada Senin, 6 Januari 2025, dikutip dari Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan Blinken itu sampaikan beberapa jam usai peluncuran rudal Korea Utara. Dia juga menyinggung soal kerja sama berbagi data rudal dan latihan militer trilateral.

Militer Korea Selatan menyebut tentara Korea Utara menembakkan sesuatu seperti rudal balistik jarak menengah pada tengah hari. Rudal itu terbang lebih dari 1.100 kilometer ke timur sebelum jatuh ke laut,

Blinken juga memperingatkan tentang hubungan Pyongyang yang semakin dalam dengan Moskow. Washington yakin Rusia bermaksud berbagi teknologi antariksa dan satelit dengan Korea Utara sebagai imbalan atas dukungannya terhadap perang Ukraina, yang telah menewaskan atau melukai lebih dari 1.000 tentara Korea Utara.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang akan mengakhiri jabatannya bulan ini, telah membuat kemajuan dalam memperdalam kerja sama trilateral antara Amerika Serikat, Korea Selatan serta Jepang, meskipun ada masalah historis yang sering mengganggu hubungan antara kedua negara tetangga Asia tersebut. Namun, kekacauan politik di Korea Selatan, bersamaan dengan kembalinya pemerintahan Donald Trump yang tidak dapat diprediksi di Amerika Serikat, telah menimbulkan pertanyaan mengenai apakah upaya tersebut dapat dipertahankan.

Anggota parlemen Korea Selatan bulan lalu memilih untuk memakzulkan Presiden Yoon Suk Yeol dan menskorsnya dari tugas setelah deklarasi darurat militernya pada tanggal 3 Desember mengejutkan negara itu. Kini, sidang pemakzulan Yoon sedang disidangkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Jika Yoon dicopot secara permanen dari jabatannya, pemilihan presiden akan diadakan dan kaum liberal --yang tampaknya akan memenangkan pemilihan tersebut--telah mengkritik upaya Yoon untuk bermitra dengan Tokyo. Blinken, yang juga bertemu dengan penjabat Presiden Choi Sang-mok pada Senin pekan ini. Dia mengatakan meskipun Washington memiliki "kekhawatiran serius" tentang tindakan Yoon, Washington percaya pada lembaga dan ketahanan demokrasi negara tersebut.

Peluncuran Rudal pada Senin, 6 Januari 2025. adalah yang pertama bagi Pyongyang sejak 5 November 2024 ketika negara itu menembakkan sedikitnya tujuh rudal balistik jarak pendek.

Belum jelas jenis rudal apa yang ditembakkan Pyongyang. Tetapi, uji coba rudal balistik jarak menengah (IRBM) Korea Utara tahun lalu menampilkan desain bahan bakar padat baru dan membawa apa yang disebut Pyongyang sebagai kendaraan luncur hipersonik, hulu ledak yang dirancang untuk dapat bermanuver dan menghindari pertahanan rudal.

Korea Utara mengatakan sedang berupaya membuat rudalnya dari semua jarak menjadi bahan bakar padat. 

Rudal bahan bakar padat tidak perlu diisi bahan bakar segera sebelum peluncuran, seringkali lebih mudah dan aman untuk dioperasikan, dan membutuhkan lebih sedikit dukungan logistik sehingga lebih sulit dideteksi dan lebih tahan lama daripada senjata bahan bakar cair.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |