Memodernisasi Seni Topeng Panji Demi Mimpi Mendunia

7 hours ago 9

TEMPO.CO, Malang - Saxopone, drum dan biola dikolaborasikan ke dalam iringan gamelan seni wayang topeng Panji Malangan di pendapa Taman Krida Budaya, Kota Malang, Jawa Timur pada Ahad malam, 4 Mei 2025. Dimasukkannya unsur musik pada pentas tersebut merupakan bagian dari upaya memodernisasi kesenian khas Malang yang sedang diangkat ke permukaan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur itu.

Pilihan Editor: Herlambang Bayu Aji, Pendongeng Wayang di Jerman

Revolusi dalam Pertunjukan Seni Topeng Panji

‘Revolusi’ juga menyasar pada para pemain, dalang, penari, sinden dan penabuh gamelan (pengrawit). Dari total 50 pernonel, hampir semua merupakan anak-anak muda, mulai usia sekolah dasar hingga mahasiswa. Mengangkat lakon Panji Laras pertunjukkan itu diringkas ceritanya hingga hanya tinggal berdurasi 60 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal lazimnya seni wayang topeng Panji dimainkan semalam suntuk. Dimulai sejak pukul 21.00, pementasan baru berakhir menjelang subuh. “Kami sengaja meringkas ceritanya, memodifikasi iringan musiknya, supaya tidak membosankan bagi penonton milenial,” kata Ketua Sanggar Asmorobangun, grup seni wayang topeng asal Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, yang digandeng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur untuk pementasan malam itu,

Penonton pada pementasan kali ini sengaja dibatasi 250 kursi saja. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Evy Afianasari mengatakan, selain pagelarannya sendiri, ia ingin mengedukasi masyarakat pecinta seni budaya agar terbiasa menikmati tontonan berkualitas secara fokus.

“Penontonnya diseleksi, begitu pula grup yang tampil juga dikurasi. Tujuannya supaya kita terbiasa mendapatkan suguhan pertunjukkan yang berkualitas sehingga mereka bisa mengapresiasi,” kata Evy kepada Tempo.

Pementasan 12 Sanggar Seni Topeng Panji

Menurut Evy, pertunjukan tersebut akan disusul dengan rangkaian pementasan dari berbagai sanggar Wayang Topeng Malangan sepanjang 2025 ini. Di wilayah Malang, ada 12 sanggar seni topeng Panji. Puncaknya  digelar kolosal dramatari Topeng Panji pada akhir tahun nanti.

Evy berujar, ia punya komitmen kuat mengenalkan kesenian tersebut kepada gen Z. Sebab, meskipun seni wayang Panji masih eksis hingga saat ini, namun sedikit sekali anak muda yang tahu bahwa kebudayaan tersebut berasal dari Jawa Timur, khususnya Malang.

Di sisi lain, Evy juga berkeinginan agar seni wayang Panji tak hanya berkutat pada sisi kreatif, namun juga membangun pendidikan kharakter. Misalnya, etika, tanggung jawab dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang baik, yang diserap dari lakon tersebut.

Karena itu ia sengaja menampilkan cerita Panji Laras karena dalam cerita itu Panji Laras adalah tokoh muda yang cerdas, pemberani, namun penuh tanggung jawab serta menjunjung etika. Keteguhan sosok Panji Laras tersebut diharapkan bisa menjadi teladan bagi anak-anak muda zaman sekarang.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur telah meluncurkan program "Topeng untuk Dunia." Program tersebut bagian dari langkah besar untuk menjadikan Jawa Timur sebagai pusat budaya Panji dunia, baik dari segi pertunjukan, sastra, kriya, hingga penguatan nilai-nilai filosofi. "Topeng untuk Dunia" sekaligus bentuk penghargaan kepada para pegiat budaya, budayawan, dan seniman yang konsisten melestarikan tradisi Panji.

Cerita Panji berakar kuat dari tradisi budaya Jawa Timur, mulai dari Kerajaan Kediri hingga berkembang pesat pada masa Kerajaan Majapahit. Kisahnya memuat pesan universal tentang kesetiaan, perjuangan, pencarian jati diri, hingga ketulusan. Nilai-nilai itu dilestarikan di dalam Panji karena dianggap  relevan sampai saat ini.

Evy berharap Topeng untuk Dunia" menjadi pintu bagi masyarakat lokal, nasional, hingga internasional untuk lebih mengenal kekayaan budaya Jawa Timur. Seni Panji, kata dia, bukan sekadar pertunjukan, melainkan gerakan budaya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur Nusantara. Cerita Panji merupakan sastra Jawa yang mandiri—tidak dipengaruhi oleh Ramayana dan Mahabarata (India).

Budaya Panji dari Jawa Meluas ke ASEAN

Panji tidak hanya milik Jawa tetapi tersebar ke berbagai wilayah Nusantara bahkan ke mancanegara, meliputi Thailand, Malaysia, Kamboja hingga Vietnam. Panji telah menjadi shared heritage Asia Tenggara. Bukti bahwa jauh sebelum Indonesia berbicara tentang ASEAN, para leluhur Jawa Timur sudah membangun jejaring budaya yang melampaui batas negara.

"Wayang Topeng Malangan bukan sekadar pertunjukan; ia adalah napas sejarah yang harus terus kita hidupkan, agar nilai-nilai Panji tetap mengalir dalam darah generasi masa kini hingga masa depan,” tutur Evy.

Pengajar seni tari Institut Seni Indonesia Surakarta ,Aris Setiawan mengatakan wayang topeng Panji gaya Malangan harus mulai membuka diri terhadap perubahan zaman serta tak terlalu kaku dalam memegang pakem. Sebagai kesenian yang hidup di tengah masyarakat egaliter, kata Aris, wayang Panji mesti luwes terhadap modernisasi.

Sejatinya, kata Aris, mempertahankan pakem sah-sah saja. Tapi kalau terlalu kuat, risiko ditinggal gen Z  makin besar. Karena gen Z biasanya ingin serba praktis dan simple. Mereka umumnya bukan penikmat seni tradisional yang betah duduk berlama-lama. Namun Aris juga menyadari bila pakem tersebut terlalu dilonggarkan, seni wayang Panji Malangan ini malah akan kehilangan jati diri.

“Tantangannya sekarang adalah bagaimana dua kutub itu dikompromikan. Oke, pakem tetap kita pegang pada diksi-diksi tertentu dan di bagian-bagian tertentu. Tetapi juga harus lentur menerima perubahan dari luar,” kata Aris. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |