Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan sambutan saat acara peluncuran Green Zakat Framework di Kantor Pusat BSI, Jakarta, Rabu (27/8/2025). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan Green Zakat Framework yang akan dijadikan acuan strategis pemerintah dalam mengintegrasikan pengelolaan zakat dengan upaya perlindungan lingkungan dan ketahanan iklim.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar menyebut tradisi berbagi yang menjadi ciri khas umat Islam berpotensi membebaskan sekitar dua juta lebih penduduk miskin mutlak di Indonesia.
Menurut dia, penguatan pengelolaan zakat, wakaf, infak, dan sedekah dapat mengurangi ketergantungan umat kepada pemerintah serta mendorong kemandirian ekonomi.
"Untuk membebaskan sekitar dua juta lebih penduduk miskin mutlak yang 90 persen di antaranya umat Islam, hanya dibutuhkan Rp20 triliun jika pengelolaan zakat dan wakaf berjalan optimal," ujar Menag saat melepas peserta ZaWa (Zakat Wakaf) Funwalk di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Ahad (21/9/2025).
Menag menjelaskan siklus peredaran dana melalui kegiatan keagamaan dapat menjadi upaya peningkatan gizi masyarakat secara tidak langsung. Ia mencontohkan zakat yang terkumpul telah mencapai sekitar Rp41 triliun tahun 2025 dari potensi Rp327 triliun.
"Hari ini kita membuktikan bahwa umat Islam senang berbagi. Sebenarnya, agama apa pun juga demikian. Dalam Islam, banyak sekali pundi-pundi keumatan seperti zakat, wakaf, infak, sedekah, dan lainnya," kata dia.
Menurut Menag, negara-negara lain memiliki praktik pengelolaan wakaf yang lebih maju. Di Kuwait, misalnya, setiap pembayaran zakat rata-rata disisihkan lima persen untuk wakaf.
sumber : Antara