TEMPO.CO, Jakarta - Saat berbuka puasa, banyak orang cenderung mencari makanan yang dapat mengembalikan energi setelah berpuasa seharian. Meskipun serat baik untuk kesehatan pencernaan, mengonsumsi makanan tinggi serat saat berbuka puasa bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh.
Dilansir dari Healthline dan Mayo Clinic, berikut alasan makan makanan tinggi serat perlu dihindari saat berbuka puasa.
Membebani Sistem Pencernaan
Setelah berpuasa, sistem pencernaan kita cenderung melambat dan lebih sensitif. Karena itu, penting untuk memilih makanan yang lebih mudah dicerna agar tubuh dapat beradaptasi dengan lancar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengonsumsi makanan tinggi serat bisa membebani sistem pencernaan terlalu berat setelah berpuasa. Makanan ini dapat menyebabkan perut kembung dan gangguan pencernaan lainnya, sehingga berbuka puasa dengan makanan tinggi serat tidak dianjurkan.
Selain itu, makanan tinggi serat memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh. Ketika kita berbuka puasa, tubuh memerlukan waktu untuk beradaptasi dan tidak dapat langsung menangani makanan yang memerlukan proses pencernaan yang lebih kompleks. Maka, disarankan untuk memulai dengan makanan yang mudah dicerna dan rendah serat.
Dampak Makanan Tinggi Serat terhadap Tubuh
Makanan yang mengandung serat tinggi dapat menyebabkan beberapa masalah pencernaan jika dikonsumsi segera setelah berpuasa. Beberapa dampak yang sering terjadi termasuk kembung, perut terasa penuh, dan gas berlebih.
Serat bekerja dengan cara menarik air ke dalam saluran pencernaan untuk membantu pergerakan makanan. Namun, saat perut kosong setelah berpuasa, serat bisa menyebabkan perut terasa kembung atau bahkan diare jika tubuh belum siap.
Serat juga dapat memperlambat proses pencernaan, yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut. Selain itu, serat yang berlebihan dapat menyebabkan kram perut atau distensi perut, yakni perut membesar akibat gas atau penumpukan cairan. Oleh karena itu, saat berbuka puasa, sebaiknya hindari makanan tinggi serat yang bisa memberikan dampak negatif ini.
Untuk menghindari gangguan pencernaan, disarankan untuk memulai berbuka puasa dengan makanan yang lebih mudah dicerna, seperti sup kaldu ringan atau buah yang mengandung sedikit serat. Ini akan membantu tubuh beradaptasi kembali ke proses pencernaan tanpa memberi beban yang berlebihan pada lambung.
Jenis Makanan Tinggi Serat
Dikutip dari Goodrx, berikut beberapa jenis makanan yang tinggi serat yang sebaiknya dihindari saat berbuka puasa:
1. Sayuran Mentah
Sayuran seperti brokoli, kubis, atau artichoke mengandung serat tinggi yang bisa mengganggu pencernaan ketika dimakan setelah berpuasa. Sayuran ini membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan bisa menyebabkan perut kembung.
2. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan seperti kacang polong dan lentil juga mengandung serat tinggi. Meskipun bermanfaat untuk kesehatan, makanan ini dapat menyebabkan gas berlebih dan perut kembung saat dikonsumsi setelah berpuasa.
3. Biji-bijian
Biji-bijian seperti quinoa, gandum utuh, dan bran flakes kaya akan serat. Namun, biji-bijian ini memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna, yang bisa memperburuk gangguan pencernaan setelah berpuasa.
4. Kacang-kacangan Kering
Kacang-kacangan kering seperti almond, kenari, atau biji chia mengandung serat yang sangat tinggi, yang bisa menyebabkan kembung dan ketidaknyamanan perut jika dimakan dalam jumlah besar setelah berpuasa.
Untuk menghindari masalah pencernaan, sebaiknya pilih makanan yang lebih ringan dan lebih mudah dicerna, seperti buah-buahan yang mengandung sedikit serat atau sup yang tidak terlalu berlemak.
Meskipun makanan tinggi serat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, mengonsumsinya langsung setelah berpuasa dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Mulailah dengan makanan yang lebih ringan dan mudah dicerna untuk memberikan waktu bagi tubuh untuk beradaptasi setelah berpuasa.