TEMPO.CO, JAKARTA - Ikan sidat adalah salah satu jenis ikan yang banyak dikonsumsi dan dibudidayakan masyarakat. Di Indonesia, ikan sidat memiliki sejumlah nama. Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat, masyarakat juga menamai ikan sidat sebagai uling, masapi, denong, dan pelus.
Mengutip dari laman Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, terdapat tujuh jenis ikan sidat yang ditemukan di Indonesia dari 18 jenis yang ada di dunia. Jenis tersebut dikelompokkan dalam dua macam, yakni sidat bersirip dorsal pendek dan sidat dorsal panjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sidat bersirip dorsal pendek terdiri Anguilla bicolor dan Anguilla bicolor pacifica. Sementara sidat dorsal panjang adalah Anguilla borneensis, Anguilla marmorata, Anguilla celebensensis, Anguilla megastoma dan Anguilla interioris.
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai ikan sidat, simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Mengenal Ikan Sidat
Ikan sidat memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan belut. Namun, ikan jenis ini mempunyai tubuh yang memanjang dengan mata kecil dengan sirip di dekat kepalanya, sehingga terlihat seperti telinga.
Sidat adalah ikan yang hidup di perairan jernih dengan kadar oksigen terlarut tinggi. Meski begitu, ikan jenis ini dapat bertahan di air laut, payau, maupun tawar sepanjang siklus hidupnya.
Ikan sidat memiliki karakteristik senang membuat lubang di sungai dan hidup di dalamnya. Karena itu, kehadiran ikan sidat di suatu tempat bisa menjadi pertanda bahwa air di tempat tersebut memiliki kualitas yang baik.
Sebagai ikan katadromik, sidat memijah di laut dalam, dan setelah telur menetas menjadi larva, larva berubah menjadi glass eel. Glass eel bermigrasi ke muara sungai dengan salinitas rendah, tumbuh menjadi yellow eel, lalu menjadi silver eel yang bermigrasi ke air tawar.
Setelah matang secara reproduksi, sidat kembali ke laut untuk memijah di palung laut dalam. Proses pemijahan ini hanya terjadi sekali seumur hidup, karena sidat menggunakan seluruh energinya untuk reproduksi. Setelah memijah, sidat akan mati, menjadikannya termasuk dalam kategori hewan semelparous.
Sidat dikenal sebagai ikan yang memiliki gizi tinggi. Karena itu, ikan ini sangat diminati di Jepang untuk diolah menjadi Unagi dengan harga yang sangat mahal.
Perbedaan Sidat dan Belut
Memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan belut, kedua ikan tersebut kerap dianggap sama. Meski begitu, ikan sidat dan belut adalah dua jenis ikan yang berbeda. Sejumlah perbedaannya adalah sebagai berikut:
- Bentuk tubuh
Perbedaan ikan sidat dan belut yang pertama adalah pada bentuk tubuhnya. Bentuk tubuh ikan sidat membulat ekornya pipih. Sedangkan, belut cenderung memiliki bentuk tubuh pipih dengan ekor yang meruncing.
Perbedaan yang paling kentara adalah pada kumis dan sirip. Ikan sidat memiliki kumis pendek berwarna kekuningan di bawah kepalanya. Belut biasanya tidak memiliki sirip atau kumis. Adapun struktur tulangnya belut lebih rumit. Sedangkan ikan sidat tulangnya cenderung rapi. Struktur itu yang membuat ikan sidat bisa dipotong fillet.
- Habitat
Ikan sidat mampu hidup di dua jenis perairan asin maupun tawar. Belut biasanya di perairan tawar dengan kondisi geografis berlumpur, seperti rawa dan persawahan. Ikan sidat membutuhkan lingkungan air mengalir untuk bertahan hidup.
- Proses berkembang biak
Ikan sidat berpindah dari perairan tawar ke air asin. Ikan sidat akan kembali lagi ke perairan tawar meninggalkan telur-telurnya di air asin. Proses berkembang biak itu berbeda dengan belut yang hidup dan menaruh telur di mana saja semasih dalam jenis perairan tawar yang berlumpur.
- Siklus hidup
Ikan sidat biasanya berumur lebih panjang daripada belut. Saat makin dewasa, warna tubuh ikan sidat biasanya berubah menjadi agak perak.
- Jenis kelamin
Ikan sidat berjenis kelamin pasti hingga dewasa. Sedangkan, belut berkelamin dua jenis atau hermafrodit. Artinya, belut betina saat masih kecil bisa berubah menjadi jantan ketika dewasa.
Achmad Hanif Imaduddin, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.