Mengenang Bung Hatta, Iwan Fals Pernah Ciptakan Lagu Tentangnya

6 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Empatpuluh lima tahun lalu, Indonesia kehilangan sosok penting dalam sejarah negeri ini. Mohammad Hatta meninggal di usia 79 tahun. Pria yang kerap disapa Bung Hatta tersebut adalah salah satu pemikir bangsa sekaligus wakil presiden pertama di Indonesia.

Semasa hidupnya, Bung Hatta telah jatuh bangun untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia pun sudah beberapa kali diasingkan karena dianggap mengganggu status quo pemerintahan kolonial Belanda yang menjajah Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kisah-kisah perjuangan Bung Hatta tak ayal menjadi inspirasi bagi para seniman, tak terkecuali bagi Virgiawan Listianto atau Iwan Fals. Penyanyi legendaris tersebut menceritakan pengalamannya setelah mendengar kabar kematian proklamator Indonesia Mohammad Hatta. Ia tergerak menciptakan lagu berjudul Bung Hatta setelah mendengar kabar meninggalnya tokoh pahlawan nasional itu pada 14 Maret 1980.

Melalui kanal YouTube Iwan Fals Musica, musisi tanah air itu mengaku terharu setelah membaca sejarah hidup Bung Hatta. Meski tak secara penuh memahami biografinya, kematian tokoh itu membuat Iwan Fals merasa tergugah untuk mengabadikan namanya dalam sebuah lagu.

“Saya waktu bikin lagu itu tidak tahu biografi Bung Hatta, saya hanya tahu bahwa Bung Hatta itu adalah seorang proklamator. Tapi sejarahnya sampai Indonesia merdeka tidak terlalu saya pahami, saya saat itu hanya anak yang sedih sekaligus terharu mendengar kabar bahwa bapak proklamator kita meninggal,” kata dia melalui kanal YouTube tersebut. 

Iwan Fals mengaku sangat terkesan dengan kesederhanaan Bung Hatta. Ia juga menyebut bapak koperasi Indonesia itu sebagai sosok yang berjiwa besar. Menurutnya, Bung Hatta adalah salah satu tokoh yang mampu mempertahankan harga diri bangsa secara kokoh.

“Beliau sangat sederhana. Bahkan beliau tidak pernah mampu membeli sepatu impiannya. Beliau menggunting iklan sepatu itu di brosur lalu dimasukkan ke dompet. Sampai beliau meninggal  belum punya sepatu itu,” kata dia.

Pelantun lagu Bongkar tersebut menyebut Hatta adalah wajah integritas dari Indonesia. “Harga diri bung Hatta sangat tinggi, beliau sangat menjaga nama baik untuk Indonesa. Bahkan beliau tidak mau pergi ke Singapura karena ada marinir Indonesia yang digantung di sana, beliau juga tidak mau menikah sebelum Indonesia merdeka, dan semua itu dibuktikan,” ujarnya.

Selepas menonton siaran televisi di rumah orang tuanya perihal kematian Bung Hatta, ia tergerak mengarang lagu khusus untuk Wakil Presiden Indonesia pertama itu. Ia berharap lirik yang ada dalam lagu itu mampu diterapkan dalam keseharian setiap pendengarnya. Melalui lirik yang dibuat, Iwan Fals ingin menyampaikan pesan tersirat. Semua orang mampu bersaing dalam hal ilmu dan pengalaman. Namun menurutnya, kerendahan hati dan kejujuran sulit ditemukan.

Ada beberapa pemikiran Bung Hatta yang saya kutip. Siapa tahu bisa kita terapkan dalam keseharian kita. Saya sangat suka dengan kutipan yang dibuat Bung Hatta, ‘Kurang cerdas bisa diperbaiki, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun, tidak jujur sulit diperbaiki. Membaca tanpa direnungkan, bagaikan makan tanpa dicerna’, beliau sosok yang luar biasa,” kata Iwan Fals.

Berikut lirik lagu Bung Hatta yang diciptakan Iwan Fals pada 198.

Tuhan terlalu cepat semua
Kau panggil satu satunya yang tersisa
Proklamator tercinta
Jujur lugu dan bijaksana
Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa
Rakyat Indonesia

Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu

Terbayang baktimu terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu
Bernisan bangga berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu

Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu

Terbayang baktimu terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu
Bernisan bangga berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu

Risma Damayanti dan Hendrik Khoirul Muhid berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |