Mengenang Kedekatan Paus Fransiskus dengan Muslim hingga Yahudi

4 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Emeritus Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Franz Magnis Suseno, mengenang kedekatan Paus Fransiskus dengan komunitas agama lain, khususnya Islam, Kristen Protestan, dan Yahudi. Franz menilai Paus Fransiskus ingin mencontohkan bagaimana umat Katolik semestinya bersikap dengan umat agama lain.

Rohaniawan yang akrab disapa Romo Magnis itu menuturkan bahwa Paus Fransiskus memiliki keakraban dengan pemeluk Islam. Sebagai contoh, jelas Franz, Paus Fransiskus bersahabat baik dengan Imam Besar Masjid Al-Azhar, Mesir, Ahmad Ath-Thayyib.

Franz Magnis juga menyebut bahwa Paus banyak terinspirasi dari Ath-Thayyib. Kisah pertemuan antara keduanya, jelas Franz, turut termuat dalam ensiklik Fratelli Tutti yang ditulis Paus Fransiskus. “Belum pernah ada seorang paus menulis bahwa dia mendapat inspirasi dari seorang muslim. Itu sesuatu yang penting,” ujar akademikus kelahiran Jerman itu saat ditemui Tempo di Sekolah Pascasarjana STF Driyarkara, Jakarta, pada 24 April 2025.

Contoh lain, Franz menyoroti keakraban Paus Fransiskus dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar ketika mengunjungi Indonesia. "Saya kira itu tanda hubungan baik antaragama, khususnya Katolik dan Islam," ujarnya.

Lebih lanjut, Franz Magnis Suseno turut mengatakan bahwa Paus Fransiskus juga berupaya untuk menjaga hubungan baik dengan pemeluk Kristen Protestan. “Keterbukaan Paus Fransiskus di mana-mana. Dia mewujudkan persahabatan, tentu juga dengan protestan. Dia selalu menuntut Gereja Katolik: dengarkan, dengarkan, dengarkan,” ucapnya.

Tak sampai di situ, Franz Magnis Suseno juga mengungkap kedekatan Paus Fransiskus dengan umat Yahudi. Paus Fransiskus, jelas Franz, kerap berdialog dengan para rabi di Vatikan.

“Dengan latar belakang bahwa Kristianitas lama sekali memusuhi Yahudi–yang kemudian itu bukan Kristianitas, namun menjadi antisemitisme di Barat–dia (Paus Fransiskus) merasa berhutang budi juga untuk mengembalikan hubungan baik dengan Yahudi, katanya.

Kebijaksanaan ini, Franz menyampaikan, membuat kematian Paus Fransiskus turut menjadi duka bagi umat Yahudi. Franz menyebut bahwa berdasarkan informasi yang dia peroleh dari Jerman, kedukaan juga dirasakan pemeluk Yahudi di sana.

Paus Fransiskus wafat pada Senin, 21 April 2025, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan. Pada pukul 09.45, Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun dari Casa Santa Marta.

"Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," ujar Kardinal Farell dilansir dari situs Vatikan, Senin, 21 April 2025.

Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu wafat setelah pulang dari rumah sakit. Ia dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat, 14 Februari 2025, setelah menderita bronkitis selama beberapa hari. Situasi klinis Paus Fransiskus berangsur-angsur memburuk. Dokter mendiagnosis Paus Fransiskus terkena pneumonia bilateral pada Selasa, 18 Februari 2025. Setelah 38 hari di rumah sakit, mendiang Paus kembali ke kediamannya di Vatikan di Casa Santa Marta untuk pemulihan.

Pilihan editor: Dunia Sepekan: Wafatnya Paus Fransiskus, Makanan Mengandung Babi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |