Menhan Buka Suara soal Gubernur Aceh Terbuka atas Bantuan Asing

3 hours ago 16

Makassar, CNN Indonesia --

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin buka suara soal langkah Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem yang membuka diri terhadap bantuan internasional dalam penanganan bencana hidrometeorologi yang sporadis di tiga provinsi d.

Sebelumnya, Mualem mengaku tak akan mempersulit bantuan internasional untuk penangulangan bencana akhir November lalu. Dia bahkan menyebut sudah ada relawan dan bantuan logistik dari Malaysia, serta meminta bantuan ahli China untuk pencarian korban.

Menurut Sjafrie bantuan dari China yang dimaksud Mualem adalah uluran tangan personal untuk membantu proses pencarian terhadap korban yang masih dinyatakan hilang atau tertimbun material longsor. Jadi, katanya, itu bukanlah bantuan negara lain atau asing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya yang dimaksud itu adalah (bantuan) personal yang dari China, itu untuk menemukan (korban), itu bukan bantuan asing," kata Sjafrie di kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (9/12).

"Itu bantuan personal kepada Mualem yang mau mencari jasad-jasad dari para korban bencana," sambungnya.

Namun, kata Menhan, pemerintah RI telah mengerahkan seluruh kekuatan personel untuk melakukan pencarian terhadap korban yang hingga saat ini dilaporkan masih hilang akibat bencana banjir dan longsor. Itu semua, sambungnya, dilakukan secara mandiri tanpa melibatkan pihak asing.

"Tetapi secara keseluruhan penanggulangan bencana yang ada di Sumatera Utara dan Sumatera Barat serta Aceh itu ditanggulangi secara mandiri," jelas penerima gelar jenderal kehormatan bintang empat dari Presiden RI Prabowo Subianto itu.

Sebelumnya, Tim pelacak mayat dalam lumpur dari negara China didatangkan untuk mencari korban banjir dan longsor di Aceh sebab diduga masih banyak korban yang masih tertimbun lumpur.

Mualem selaku Gubernur Aceh membenarkan soal keberadaan tim dari China yang mendarat di Serambi Mekkah itu untuk membantu proses pencarian korban.

Jumlah mereka, kata dia, sebanyak lima orang. Mereka juga membawa alat-alat canggih untuk membantu pencarian korban.

"Hari ini ada datang tim dari China lima orang untuk mendeteksi mayat yang ada di dalam lumpur dan mereka ada alat untuk mengambil mayat-mayat itu," kata Mualem, Sabtu (6/12).

Menurut Mualem masih banyak jenazah yang belum ditemukan khususnya di daerah Aceh Timur, Aceh Utara dan Aceh Tamiang. Bahkan kedalaman lumpur di sana, kata Mualem sepinggang orang dewasa.

Situasi itu membuat para relawan kesulitan untuk mencari korban yang diduga masih banyak tertimbun lumpur.

"Mayat-mayat di Aceh Timur, Aceh Utara dan Aceh Tamiang masih banyak berada dalam lumpur, jadi lumpur itu sampai sepinggang. Jadi mereka ada alat bantu kita," katanya.

Sejauh ini bantuan luar negeri yang sudah mendarat ke Aceh yaitu dari Malaysia berupa obat-obatan dan dokter. Kemudian dari China yaitu relawan sebanyak lima orang untuk bantu cari mayat dalam lumpur.

(mir/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |